Review Category : General

Konsumsi Rempah dan Empon-empon di Masa Pandemi Corona

Di tengah kebingungan dan (nyaris) keputusasaan akibat merebaknya virus Corona, banyak orang (dan negara) yang heran, bahkan agak meragukan, kenapa belum ada kasus Corona di Indonesia. Secara resmi Indonesia baru masuk dalam ‘Liga Corona’ pada akhir Februari. Itupun karena kasus impor, menulari warga Indonesia. Padahal di negara lain pada awal Januari sudah mulai ada kasus positif. Sebelum ditemukannya kasus pertama Corona di Indonesia, ada berbagai dugaan kenapa hingga pertengahan Februari Indonesia aman-aman saja. Salah satunya adalah dugaan bahwa Indonesia aman karena (salah satunya) kita adalah pemakan rempah-rempah (lada, ketumbar dan sebangsanya) dan pemakan empon-emponan (jahe, lengkuas, kencur, kunyit dan sebangsanya). Berita ini ditulis dengan gencar sehingga beberapa empon-empon nyaris hilang dari pasar. Kalaupun ada harganya melonjak drastis karena banyak dicari orang. Terlepas dari seberapa benar berita bahwa rempah dan empon-empon itu berkhasiat mempertahankan imunitas orang Indonesia, saya tergelitik melakukan penelitian sumir kecil-kecilan, dengan membandingkan kasus Corona di beberapa negara pemakan rempah dan empon-emponan, dengan beberapa negara bukan pemakan rempah dan empon-emponan. Kebetulan situs worldometer setiap hari mengupdate data ini.

Kelompok pertama negara pemakan rempah dan empon-empon adalah Indonesia (Ina), Malaysia (Mal), India (Ind), Pakistan (Pak) dan Bangladesh (Bla). Alasannya, udah jelas. Negara-negara itu adalah pemakan rempah dan empon-empon. Pembandingnya adalah AS (USA), Inggris (UK), Jerman (Ger) dan Perancis (Fra). Keempatnya bukan negara pemakan rempah dan empon-empon. Hal-hal lain di luar konsumsi rempah dan empon-empon dianggap sama dan tidak berpengaruh. Pertama, kita bandingkan angka penderita positif/fatalitas (dalam angka dan persentase, lalu dibandingkan angka penderita dan fatalitas per sejuta penduduk. Hasil (berdasar data tanggal 20 Mei 2020) adalah:

Fatalitas/Penderita=%

INA 1242/19189.   =6,4%

IND 3438/112442. =3,05%

MAL 114/7009.      =1,62%

PAK 1017/48091.   =2,11%

BLA 386/26738.     =1,44%

Rata-rata fatalitas dunia adalah 6,52%

USA. 94941/1593039=5,95%

UK 35704/248292.    =14,3%

GER 8270/178531.    =4,6%

FRA 28132/181575.  =15,4%

Dari kedua kelompok, berdasar persentase, apalagi berdasar angka absolut, jelas negara pemakan rempah dan empon-empon lebih tahan terhadap serangan Corona.

Angka persentase dan angka absolut kadang tidak bisa dibandingkan karena perbedaan jumlah penduduk. Kalau begitu, mari kita lihat angka penderita dan fatalitas per sejuta penduduk.

INA  70/ 1000.000 (positif), 5 (F)

IND. 82/2

MAL 217/4

PAK 218/5

BLA 163/2

Sebagai pembanding

USA 4816(+)/287(F)

UK. 3660/526

GER 2132/99

FRA 2782/431

Sekali lagi, dengan dasar kasus positif dan fatalitas per sejuta penduduk, negara-negara pemakan rempah dan empon-emponan ternyata ‘lebih tahan’ terhadap serangan Corona.

Disclaimer: penelitian ini tidak dilakukan secara ilmiah. Hasilnyapun tidak dimaksudkan untuk diperlakukan secara ilmiah. Hasil perhitungan bisa saja berubah seiring berjalannya waktu. Penelitian juga tidak dimaksudkan agar kita lengah menjaga diri dengan menggunakan masker ketika berada di ruang publik, mencuci tangan setiap selesai berinteraksi di luar rumah, segera mandi bersih setelah berinteraksi di luar rumah, makan-minum sehat, konsumsi vitamin (terutama buah dan sayuran segar) dan teruskan makan dengan menu khas Indonesia yang dipenuhi rempah dan empon-empon. Plus selalu berdoa agar wabah segera berlalu. Amin.

Read More →

Resep dan Foto

Ada 2 perbedaan besar dari 2 pertanyaan mendasar antara :
“Boleh saya pakai resepnya untuk jualan saya?”
dengan :
“Boleh saya pakai fotonya untuk promosi jualan saya?” (hanya karena kebetulan menggunakan resep yang sama atau bahkan hanya kebetulan sama varian jualannya padahal berbeda resep).

Di mana perbedaannya?

Resep adalah karya intelektual seseorang yang masih perlu dieksekusi untuk menjadi produk.
Untuk melindunginya bisa dengan cara menjadikannya RAHASIA DAGANG atau dengan dilindungi PATEN.

Rahasia Dagang vs. Paten

Perlindungan melalui Rahasia Dagang atau Trade Secret seringkali menjadi alternatif manakala sebuah penemuan tidak dapat diberi paten karena tidak memenuhi persyaratan paten. Namun, mekanisme perlindungan rahasia dagang banyak juga dipilih untuk penemuan-penemuan yang sesungguhnya dapat diberi paten, dengan alasan sebagai berikut:

  • Perlindungan Rahasia Dagang tidak memiliki batas waktu perlindungan sebagaimana paten. Jangka waktu perlindungan paten dibatasi, hanya diberikan selama 20 tahun dan setelah masa perlindungan lewat, penemuan menjadi milik umum (public domain). Sebaliknya, sebuah rahasia dagang tidak ada batas waktu perlindungan. Selama pemiliknya menjaga rahasia dagangnya dari akses publik, selama itu pula rahasia dagangnya terlindungi;
  • Rahasia Dagang tidak mensyaratkan pendaftaran di institusi pemerintah tertentu sebagaimana paten sehingga perlindungan hukum dapat diperoleh segera;
  • Berbeda dengan rahasia dagang, pemohon paten diwajibkan untuk mengungkapkan penemuannya secara detail kepada publik dalam permohonan patennya.”

Selengkapnya bisa dibaca di :
http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt4feadb7627be1/rahasia-dagang-dan-perlindungan-formula-resep-makanan

Jadi begitu kita telah memposting sebuah resep, maka kita tidak punya kekuatan lagi utk menahan orang lain menggunakan resep tersebut, baik untuk konsumsi pribadi maupun untuk usaha (kecuali resep kita diambil untuk dipublikasikan dalam bentuk buku, ada perlindungan hukumnya).

Lain halnya jika resep sudah kita rahasiakan, tapi saat kita menawarkan produk kita tetap masih ada yang meminta resep karena kurang memahami etikanya. Untuk kasus seperti ini, si pemilik resep bebas menjawab apakah diberi atau tidak, sesuai dengan keikhlasan hatinya.

Satu hal yang perlu diingat:
Adalah HAK pemilik resep untuk memutuskan merahasiakan atau membagikan resep jualannya.
Jangan pernah menghakimi apalagi memaksa jika pemilik memutuskan merahasiakan resepnya meskipun dengan kata-kata halus yang memang terbukti benar seperti, “Ah, takut amat, rizki kan nggak akan tertukar. Padahal bakal jadi amal jariyah untuk di akhirat nanti…”
Ingat, tidak membagi resep jualan itu tidak berdosa lho 😉

Berbeda dengan RESEP yang untuk perlindungannya harus dirahasiakan atau dipatenkan, FOTO tidak demikian karena Hak Ciptanya langsung melekat.

“Karya fotografi merupakan salah satu ciptaan yang dilindungi menurut Pasal 40 ayat (1) huruf k Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (“UU Hak Cipta”). Yang dimaksud dengan “karya fotografi” meliputi semua foto yang dihasilkan dengan menggunakan kamera.

Perlindungannya berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan Pengumuman.”

“Sesuai dengan definisi mengenai hak cipta yang ada dalam UU Hak Cipta, maka perlindungan Hak Cipta itu timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ada atau tidaknya suatu watermark pada suatu karya fotografi tidak memberikan perbedaan dari sisi perlindungan Hak Cipta. ”

Selengkapnya bisa dibaca di :
http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt58d1ab9b36fbe/pembubuhan-iwatermark-i-dalam-karya-fotografi-sebagai-identitas-pencipta

Namun demikian, meskipun hak cipta ini melekat, tetap ada juga lho yang meminta izin menggunakan foto jualan kita untuk berjualan 😅. Apalagi jika foto produknya sangat menggugah selera. Lalu apakah kita bisa memilih untuk mengizinkan seperti untuk kasus resep?

Mengizinkan penggunaan foto produk kita untuk jualan orang lain itu BERBAHAYA. Saya pribadi tidak menyarankan teman-teman mengizinkan penggunaan foto produk oleh orang lain untuk tujuan komersial.
Meski bisa saja niat kita baik untuk mempermudah teman yang baru memulai berjualan, tapi secara jangka panjang justru bisa menjatuhkan.

Selain pertimbangan soal dosa karena terlibat dalam usaha “menipu” calon pelanggan orang lain, alasan utama mengapa saya mengatakan hal ini tidak disarankan untuk dilakukan adalah karena:

Dalam eksekusi sebuah resep, beda tangan seringkali beda hasil. Penyebabnya biasanya di perbedaan merek bahan baku yang digunakan, teknik dan alat produksi. Maka hasil produksi teman anda, meski menggunakan resep yang sama, potensial berbeda tampilannya. Iya kalau hasilnya lebih bagus dari foto. Kalau lebih jelek gimana? Customer yang sudah memiliki ekspektasi saat melihat foto produk yang ditawarkan tentu akan kecewa ketika produk tiba di tangan ternyata jauh dari bayangannya. Dan ini justru akan menjadi promosi yang buruk dan bisa menyebar cepat dari mulut ke mulut (atau dari jari ke jari ketika berada di media sosial).

Jadi, jika ada yang meminta izin untuk menggunakan foto kita untuk berjualan, sampaikan saja dengan baik, “Maaf, foto ini saya pakai juga untuk berjualan. Selain itu, saya khawatir nanti customermu kecewa kalo hasil buatanmu nggak seperti di foto. Malah jadi promosi yang buruk. Saya tidak ingin calon customermu merasa ditipu akibat foto saya. Jadi dengan berat hati saya nggak bisa mengizinkan.”

Di sisi lain, alih-alih merasa terganggu dengan permintaan ini, kita justru bisa membuka peluang penjualan yang lebih luas dengan menawarinya kerjasama sebagai reseller produk kita. Dengan demikian dia bisa menggunakan foto produk kita tanpa menipu calon customer 😉.

Jakarta, 26 Maret 2018
Yeni Suryasusanti

Read More →

Memahami Undang-Undang No 19/2002 Tentang Hak Cipta

Penggunaan foto tanpa ijin di ranah maya semakin marak. Yang menyedihkan, kebanyakan dari kasus ini adalah buah dari ketidaktahuan dan ketidakpedulian, kalau tidak ingin disebut “kebodohan”. Jika kita tidak bisa berharap dari pihak pencuri untuk dengan sadar meminta ijin sebelum menggunakan foto-foto yang bukan miliknya, kita sendiri sebagai pemilik karya selayaknya lah memahami seberapa jauh hukum melindungi karya kita.

UU No. 19/2002 Tentang Hak Cipta dibuat untuk melindungi ciptaan dengan sistem yang sama dengan hukum di negara-negara maju. Ya, karena UU ini memang dibuat atas desakan mereka, ketika Indonesia menjadi satu-satunya negara ASEAN yang masuk ke dalam Priority Watch List, yaitu daftar negara-negara yang melakukan pelanggaran berat terhadap Hak Kekayaan Intelektual, bersama-sama dengan Cina, Argentina dan Rusia. Desakan ini membuat Indonesia meratifikasi TRIPs (Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Propertyrights – “Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual”) dan World Intellectual Property Organization Copyrights Treaty (Perjanjian Hak Cipta WIPO).

Ratifikasi tersebut melahirkan konsekuensi berupa UU yang kemudian disahkan sebagai UU no 19/2002 tentang Hak Cipta. UU ini dengan kuat melindungi ciptaan dan kepentingan pemiliknya. Mari pahami UU ini agar kita dapat membuat keputusan yang tepat dan terhindar dari tindakan yang kontra produktif.

Intinya:

  • UU No. 19/2002 ini sangat melindungi setiap ciptaan, di mana hak atas karya cipta sudah melekat pada hasil karya begitu ia diciptakan. Sehingga tidak perlu lagi didaftarkan seperti UU sebelumnya. Hanya masalah pembuktian saja jika ada pelanggaran hukum.
  • Hak Cipta berlaku pada ciptaan yang sudah dipublikasikan maupun belum/tidak dipublikasikan, dalam bentuk dan media apapun, termasuk bentuk dan media elektronik, dan ini artinya termasuk situs web.
  • Pelanggaran hak cipta digolongkan sebagai tindak pidana, bukan lagi perdata. Sehingga dia bukan lagi merupakan delik aduan yg harus menunggu laporan seseorang yang dirugikan. Tapi seperti halnya maling ayam, begitu ketahuan, siapapun boleh melaporkannya atau jika polisi kebetulan memergoki bisa langsung ditindak.
  • Sangsi bagi pelanggaran hak cipta cukup berat: penjara hingga 7 tahun dan/atau denda hingga 5 milyar Rupiah! Perhatikan kata “dan/atau”, jadi sangsi ini bisa berlaku dua-duanya.
  • Hak cipta berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah Pencipta meninggal dunia.
  • Ciptaan yang dillindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup:
      1. buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
      2. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
      3. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
      4. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
      5. drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
      6. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
      7. arsitektur;
      8. peta;
      9. seni batik;
      10. fotografi;
      11. sinematografi;
      12. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan

Kesimpulan:
Setiap pemilik hasil karya yang sah, posisinya sangat kuat ketika ia merasa dirugikan karena dicuri karyanya.

Membuat Pilihan

Ketika karya kita dicuri dengan cara apapun, segeralah membuat pilihan: melakukan proses hukum atau tidak. Jika memilih yang pertama, jangan pernah takut untuk menindaklanjutinya dengan cara yang benar sesuai hukum. Segeralah mengurusnya dan mintalah dukungan moril dari komunitas dan lingkungan. Namun jika anda memutuskan untuk tidak melakukan proses hukum, maka ikhlaskan, ambil hikmahnya dan berbahagialah. Curhat tentu wajar saja, tapi tidak perlu berkeluh-kesah berlebihan. After all, ini pilihan anda sendiri.

Proses Hukum

Proses hukum dapat dimulai dari peneguran, lalu somasi, lalu proses peradilan bila perlu. Untuk ini, kita bisa melakukan sendiri, melalui mediator, atau menggunakan jasa advokat. Mediator adalah orang yang kita pilih yang kiranya suaranya akan lebih didengar oleh pihak yang kita tuntut.

 Proses somasi adalah proses mengirimkan surat resmi meminta perundingan secara baik-baik untuk mencari win-win solution. Jika proses somasi gagal, bisa dilanjutkan ke meja hijau.

Jika anda melakukan proses ini sendiri, biaya bisa murah tapi waktu, energi dan terutama emosi, akan terkuras habis. Trust me.

Anda bisa menggunakan mediator jika kebetulan mengenal seseoarang yang dapat menjadi mediator. Sedangkan jasa pengacara adalah yang paling nyaman, tapi tentu ada biaya yang tidak murah. Tetapi ingatlah, bahwa selalu ada alternatif LBH yang bisa kita gunakan free of charge.

Memang sepertinya melelahkan. Tapi percayalah posisi anda sangat kuat.

Sedikit Berbagi Pengalaman

Saya dan beberapa teman food photographer sudah beberapa kali menghadapi kasus pengambilan foto tanpa ijin, baik untuk konsumsi ranah maya maupun dicetak masal oleh koran, majalah, hingga produsen bahan baku terkemuka dalam skala nasional. Kami menempuh jalur hukum secara baik. Alhamdulillah, sejauh ini semuanya dapat diselesaikan tanpa harus sampai ke meja hijau, disebabkan pihak pelanggar cukup legowo untuk berdialog dan menyelesaikan kewajibannya.

Yang harus disadari oleh semua pihak, terutama pihak pelanggar, adalah bahwa ini masalah penegakan hukum, keadilan dan preseden yang baik. Bukan perkara ikhlas atau tidak ikhlas, memaafkan atau tidak memaafkan. Di belakang UU ini ada berjuta para pengkarya yang dilindungi hak nafkahnya. Di belakang seorang pelanggar terdapat berjuta calon pencuri yang, sengaja ataupun tidak, berpotensi mencuri periuk nasi setiap pengkarya. Hukum harus dipatuhi, keadilan wajib ditegakkan, preseden baik atau buruk akan diikuti hingga akhir jaman.

Seorang pengkarya umumnya berfikir sederhana. Ia hanya ingin karyanya dihargai. Dengan permintaan ijin, atau pencantuman nama, atau sekedar uang lelah sesuai kesepakatan. Ketika penghargaan ini dinafikan, maka ia hanya menginginkan penyelesaian. Bukan lagi dengan sekedar pencantuman nama, tapi sebuah penyelesaian penuh empati dengan mengembalikan haknya yang telah dilanggar. Yang dapat meyakinkan hatinya bahwa pelanggar sungguh menyesal, tidak akan mengulangi, dan tidak akan ada periuk nasi lain yang dicuri setelahnya. Dan ini tidak cukup dengan permintaan maaf. Ada hak yang harus dikembalikan kepada pemiliknya. Sebuah kompensasi. Sebuah penyelesaian, a closure. Untuk haknya ini, ia dilindungi oleh negara. For this closure, he is protected by the law.

Seperti yang saya tulis di blog ketika kasus pencurian pertama foto saya tengah hangat-hangatnya, “I am not digging gold here. I just want to get this over with, so I can look back to all this fiasco and say, ‘well, at least they bought me some dinner’.”

A closure.

Ketika itu, orang-orang menuding saya tidak ikhlas, tidak mau memaafkan, terlalu taking it personal :). Ketahuilah saya sudah memaafkan mereka di hari pertama saya mengetahui setiap pelanggaran. Setiap karya yang lahir melalui saya sudah saya ikhlaskan untuk menjadi manfaat bagi banyak orang sejak detik saya mempublikasikannya. Beberapa kasus tidak saya lanjutkan karena memahami keterbatasan pelanggar. Dan hak cipta yang sesungguhnya adalah milik Allah, bukan?

Namun proses hukum seharusnya tetap berjalan demi keadilan dan preseden yang baik. Demi dikembalikannya hak yang tercuri, setelah maaf diberikan dan foto berhenti ditayangkan atau dibeli.

Apakah saya suka melakukan semua kerepotan ini? Tentu tidak. Namun saya harus melakukannya walaupun saya membencinya. Paling tidak kelak saya bisa mengatakan bahwa saya telah melakukan hal yang benar. Bahwa saya telah melakukan apa yang perlu dilakukan. Tidak berpangku tangan dan menyerah melihat ketidakadilan berlangsung berulang-ulang seperti lingkaran setan. I’ve done the right thing and I’ve done all I can, in my capacity. Melawan ketidakadilan dengan tangan, lidah dan hati. Dan saya menyerahkan tugas yang belum selesai ini kepada pejuang berikutnya.

Riana Ambarsari
Pejaten, ba’da Isya
: merindukan Earl Grey kepul-kepul

Penulis adalah praktisi fotografi, pernah bekerja sebagai asisten konsultan yang terlibat secara dekat dalam proses pembuatan UU Hak Cipta di Indonesia yang melahirkan UU No. 19/2002, mengikuti dan terlibat dalam pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan UU tersebut.

Read More →

Piknik Produktif

Semua orang suka piknik. Piknik identik dengan alam bebas, refreshing, bermain, makan-makan, leyeh-leyeh di atas tikar. Buat kami para awak NCC, piknik adalah saat-saat nikmat yang penuh berkah: silaturahim (memantapkan komunikasi dan teamwork), re-kreasi (brainstorming ide-ide baru), introspeksi (mereview hasil) dan tafakkur alam.

Yuk, sesekali meeting dan bekerja sambil piknik di taman. Beda loh hasilnya. Ide lebih deras mengalir, hati lebih happy dan semakin banyak bersyukur akan nikmat Allah.

Kalau piknik bawa apa saja? Ngapain aja? Ini sedikit bocoran dari kami:

Perlengkapan

  1. Tikar
  2. Peralatan makan dan minum
  3. Piring
  4. Cangkir/gelas
  5. Sendok
  6. Sendok kecil
  7. Tisu kering dan basah
  8. Plastik tempat sampah
  9. Teko air panas
  10. Garam dan merica
  11. Laptop, buku catatan

bekalpiknik

Makanan dan Minuman

  1. Makanan favorit yang gampang dipegang:
    1. Lemper
    2. Arem arem
    3. Kroket
    4. Pastel
    5. Rujak
    6. Cookies
    7. Apa saja yang mudah dikemas dan dimakan
  2. Minuman hangat/dingin favorit:
    1. Teh susu, atau
    2. Hot chocolate, atau
    3. Teh hangat, atau
    4. Wedang uwuh
    5. Air putih
  3. Pelengkap: madu (versi  Riana sama Nadrah banget nih 🙂 – ed.)

piknik2Aktivitas

  1. Rapat
  2. Diskusi
  3. Meeting hmff
  4. Bikin artikel
  5. Menyusun rencana, konsep, dll.
  6. Lihat burung lucu banget
  7. Lihat pohon kelapa
  8. Lihat musisi violin

Lokasi

Lokasi piknik bisa di mana saja, tidak terbatas di taman atau Kebun Raya Bogor. Tapi betul-betul bisa di mana saja. Di pinggir danau, di benteng, halaman rumah, atap gedung, hihihi.. eh, beneeer…!

piknik1

Beberapa lokasi favorit yang nulis:

  1. Taman Suropati (favorit Mbak Fat)
  2. Taman Langsat, Kebayoran
  3. Taman Tanjung, Tanjung Barat
  4. Benteng Belgica (favorit Riana)
  5. Setu Babakan (favorit Nadrah)

Segera siapkan keranjang piknik, see you in the park!

Read More →

Gado-Gado dan Karedok

Penulis: Fatmah Bahalwan

Ada sebuah hidangan sayur-mayur yang sangat terkenal didunia dari Indonesia, apa lagi kalau bukan Gado-Gado. Meskipun racikannya lengkap sayuran dan karbohidrat, gado-gado masih masuk kedalam jajaran lauk-pauk khas Indonesia. Paling tidak ada tiga macam sayuran yang disajikan pada Gado-Gado, yaitu Kangkung, Bayam dan Tauge. Saus kacang sebagai pelengkapnya, biasa disajikan cair. Sementara kandungan karbohidrat terwakili oleh kentang, lontong ataupun ketupat. Telur rebus atau telur ceplok juga menjadi pelengkap yang lebih mewah.

Gado-gado yang lengkap akan menyajikan sayuran Kangkung, Bayam, Tauge, Kacang panjang, Kol, dan seringkali wortel yang diiris seperti batang korek api.

Dibeberapa daerah gado-gado disiram dengan saus kacang yang dicairkan dengan air, sementara didaerah lain saus kacangnya dicairkan dengan santan.

Saus gado-gado terbuat dari kacang tanah goreng, cabe merah dan atau cabe rawit, bawang putih, kencur, gula, garam dan asam jawa. Semua bahan ini dihaluskan kemudian dicairkan dengan air. Bila dicairkannya dengan santan, maka proses pencairannya harus sambil dimasak diatas api sedang agar saus kacang menyatu sempurna dengan santan.

Gado-gado seringkali dilengkapi dengan tahu tempe goreng, rempeyek, ataupun kerupuk. Sehingga pada dasarnya Gado-gado termasuk “one dish meal” yang sarat gizi.

Berbeda dengan gado-gado yang merebus sayurannya terlebih dahulu, Karedok yang khas Betawi (Jakarta) menggunakan melulu sayuran mentah yang dipotong halus dan langsung disiram atau diaduk bersama dengan saus kacang. Saus kacang Karedok mirip dengan Gado-gado tapi dengan jumlah gula lebih sedikit dan ditambahkan kencur dan cuka sebagai penambah rasa asam. Kangkung dan Bayam tidak ada dalam karedok. Sayuran Karedok yang paling sering digunakan adalah Kacang panjang, Kol, dan Tauge. Pelengkap kerupuk merah menjadi ciri khas tambahannya.

Indonesia memiliki banyak sekali ragam gado-gado disetiap daerahnya. Gado-gado Jakarta, gado-gado Padang, gado-gado Jawa, dan daerah-daerah lain, masing-masing memiliki rasa dan cara penyajian beragam. Tapi intinya tetap sama, yaitu sayuran dan saus kacang.

Indonesian Chef Association (ICA) telah berhasil mengkampanyekan Gado-gado sebagai sajian yang harus ada pada setiap jamuan makan kenegaraan, menggantikan sajian Salad (juga masuk ke dalam buku resep Jamie Oliver yang terbaru –ed.) Jadi berbanggalah bila kita makan gado-gado, karena menu ini sama dengan menu jamuan makan para raja dan kepala negara di Istana Negara. (fb)

Read More →

Kursus LMK Pegangsaan di NCC

Dalam rangka membekali masyarakat di lingkungan kelurahan Pegangsaan dengan ketrampilan yang dapat digunakan  untuk membantu meningkatkan pendapatan keluarga, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) Pegangsaan telah mengirimkan 80 ibu-ibu untuk mengikuti pelatihan di markas NCC. Pelatihan ini merupakan program pemberdayaan masyarakat LMK Pegangsaan.

pelatihan-LMK-2

Kegiatan ini dilakukan selama 4 hari, 20-21 Januari dan 23-24 Januari2014. Pelatihan diikuti oleh 4 kelompok gabungan dari beberapa RW di lingkungan kelurahan Pegangsaan, kecamatan Menteng, masing-masing kelompok terdiri dari 20 peserta.

Dalam pelatihan yang langsung ditangani oleh ketua NCC Ibu Fatmah Bahalwan ini diajarkan untuk membuat siomay batagor, kue sus dan aneka cake untuk bekal usaha (sponge cake, bolu gulung, brownies kukus).

pelatihan-LMK-5 pelatihan-LMK-3

pelatihan-LMK-4 pelatihan-LMK-6

Read More →

Kerucut yang Penuh Arti

Tumpeng merupakan sajian khas untuk masyarakat Indonesia terutama masyarakat Jawa-Bali. Kehadiran Tumpeng hampir merupakan kewajiban untuk acara syukuran, rasanya kurang ‘afdol’ tanpa kehadiran tumpukan nasi yang mengerucut keatas ini. Umumnya kehadiran Tumpeng hadir untuk upacara adat yang berhubungan dengan daur kehidupan manusia baik acara bahagia maupun kesedihan, Tumpeng beserta lauknya akan selalu ada.

Nah, jadi gak heran deh kalo kursus tumpeng di NCC selalu rame. Apalagi menjelang 17 Agustus-an. Biasanya kan bakalan banyak perlombaan membuat dan menghias Tumpeng tuh. Persiapan belajar dari sekarang donk, supaya menang 🙂

Kursus Tumpeng di NCC selain mengajarkan tentang bagaimana membuat dan menghias Tumpeng, membuat garnish/hiasan dari mentimun, wortel, cabe merah dan sawi putih, para peserta dibekali pula dengan sedikit filosofi tentang Tumpeng. Jadi biar merasuk sukma gitu!

Kerucut = Penting!

Nasi yang berbentuk kerucut ini biasanya ditata dalam wadah ‘Tampah’ beralas daun yang dihias cantik dengan menggunakan daun pisang. Alas Tumpeng juga dapat menggunakan styrofoam yang dialasi dengan daun dan kacang panjang sebagai pagarnya.

Tumpeng adalah tumpukan nasi yang berbentuk kerucut, menjulang ke atas. Bentuk ini menyimpan makna harapan agar kehidupan kita pun semakin “naik” dan “tinggi”. Karena itulah bentuk kerucut tetap harus dipertahankan dan tidak diubah dalam bentuk lain, sekalipun mungkin menjadi indah dipandang dalam bentuk baru seperti bentuk “stupa” atasnya pun tetap dibuat mengerucut.

Tumpeng juga merupakan simbol ekosistem kehidupan dan kerucut nasi yang menjulang tinggi juga melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Pencipta alam beserta isinya. Sedang aneka lauk pauk dan sayuran merupakan simbol dari isi alam ini.

tumpenglengkap

Warna Nasi

Dahulunya Tumpeng selalu hadir dalam warna putih, tetapi dengan perkembangan zaman mulai di modifikasi dengan berbagai warna, seperti kuning, merah ,orange, dan lain-lain. Sebaiknya pewarnaan nasi dengan pewarnaan alami misalnya kuning dari kunyit, hijau dari kombinasi daun pandan dan daun suji, jingga dari wortel, merah dari bit, angkak atau beras merah, dan lain-lain. Pewarnaan Tumpeng ini sebenarnya sedikit menghilangkan makna sakral yang ada di dalam Tumpeng, tapi sekarang ini Tumpeng hanya hadir menjadi pelengkap acara saja. Jadi tidak memperhatikan makna atau filosofi daripada Tumpeng itu sendiri.

“Tumpeng sekarang sudah dimodifikasi dengan berbagai warna dan rasa seperti Tumpeng nasi uduk, Tumpeng nasi goreng dan lain sebagainya,” kata Bu Guru Fatmah Bahalwan di sela-sela kursus.

“Tapi bila ada yang pesan Tumpeng dan itu untuk acara yang bersifat sakral seperti pindah rumah, kelahiran, kematian, sarankan untuk Tumpeng dengan nasi putih. Karena bila menggunakan warna lain seperti nasi kuning, filosofi dari Tumpeng sudah tidak ada lagi.”

tumpenglauk

Laut, Darat, Alam Semesta

Tumpeng beserta lauk-pauk nya merupakan satu kesatuan yang mempunyai arti yang sangat mendalam. Lauk pauk di dalam tumpeng biasanya mewakili semua yang ada di alam ini.

“Tidak hanya nasi tumpeng yang mempunyai makna, tetapi lauk pauk yang menyertainya pun mengandung makna yang kuat. Untuk lauk pauk sebenarnya sudah ada ketentuan, paling tidak harus mewakili laut, darat dan sayur mayur,” lanjut mbak Fat.

Ayam dan Daging Sapi biasanya merupakan yang mewakili hewan darat. Biasanya dalam tumpeng kuning, ayam dibuat ayam goreng kuning.

Sementara dalam Tumpeng putih, dibuat ayam ingkung (ayam utuh yang dibakar). Kini ayam bisa dibuat lebih bervariasi. Misalnya, ayam gorengnya bisa diganti ayam isi, rolade ayam, atau rendang ayam. Bisa juga hanya hati ayamnya yang diambil lantas dibuat sambal goreng hati.

Kadang hewan darat tidak diambil dari ayam, tetapi sapi. Misalnya dibuat sambal goreng kreni. Ikan sudah bisa dipastikan mewakili hewan air. Sebetulnya yang harus menyertai tumpeng adalah ikan lele. Karena hewan ini melambangkan kerendahan hati sesuai dengan kebiasaan hidup ikan lele yang selalu berenang di dasar sungai. Kebiasaan hidup lele juga diharapkan akan diterapkan dalam kehidupan karier kita, yakni agar tidak sungkan meniti karier dari bawah. Ikan lele sering kali diganti orang dengan jenis ikan lainnya. Misalnya, bandeng. Melalui hidangan ini orang berharap rezekinya selalu bertambah seperti duri ikan bandeng yang jumlahnya tak terbatas itu.

Kadang hewan air hanya diwakili oleh ikan teri dalam bentuk rempeyek atau ikan petek yang digoreng dalam balutan tepung. Keduanya melambangkan kerukunan. Ingatlah jenis ikan ini yang hidupnya selalu bergerombol.

Telur biasanya dibuat dadar atau pindang. Sebetulnya telur dalam tumpeng harus hadir utuh bersama kulitnya karena kulit telur, putih telur, dan kuning telur melambangkan tindakan yang harus kita lakukan dalam kehidupan yakni menyusun rencana dengan baik, bekerja sesuai rencana, dan mengevaluasi hasilnya demi kesempurnaan. Namun demi kepraktisan, kalaupun telur hadir utuh (bukan didadar), selalu sudah terkupas dan dipotong dua.

Urap sayuran mewakili tumbuhan darat. Jenis sayurnya tidak dipilih begitu saja karena tiap sayur juga mengandung perlambang tertentu. Sayuran yang harus ada adalah:

Kangkung
Sayur ini bisa tumbuh di air dan di darat. Begitu juga yang diharapkan pada manusia yang harus sanggup hidup di mana saja dan dalam kondisi apa pun.

Bayam
Sayur ini melambangkan kehidupan yang ayem tenterem (aman dan damai).
Taoge, Di dalam sayur kecil ini terkandung makna kreativitas tinggi. Hanya seseorang yang kreativitasnya tinggi, bisa berhasil dalam hidupnya.

Kacang Panjang
Kacang panjang harus hadir utuh, tanpa dipotong. Maksudnya agar manusia pun selalu berpikir panjang sebelum bertindak, selain sebagai perlambang umur panjang. Kacang panjang utuh umumnya tidak dibuat hidangan, tetapi hadir sebagai hiasan yang mengeliling tumpeng atau ditempelkan pada badan kerucut.

Lauk Lain
Karena tumpeng yang bermakna tadi biasanya juga untuk disuguhkan, maka lauk-lauk di atas masih dilengkapi dengan hidangan lain. Misalnya, perkedel, tahu dan tempe bacem, dan keringan (seperti kering tempe, kering kentang, atau kering dendeng). Urapan pun dibuat lebih komplet. Tentu saja penambahan ini sah-sah saja, yang penting makna dari Tumpeng di atas sudah dipenuhi.

Tetapi sekarang tidak semua lauk-pauk lengkap hadir, kalaupun lengkap hanya bahan utamanya saja yang ada, masakannya sudah disesuaikan dengan selera si penyelenggara upacara.

Meskipun begitu, ada baiknya setiap kali menyediakan Tumpeng, Anda tidak menghilangkan bahan-bahan bermakna. Bukankah Tumpeng hadir bukan sekadar suguhan masakan?

(Disusun dari berbagai sumber)
Photo by Riana Ambarsari for Dupont

Related post: Instruksi Step-By-Step Membuat Tumpeng

Informasi tambahan:

Jenis Tumpeng

  • Tumpeng Robyong
    Tumpeng ini biasanya untuk upacara siraman pada perkawinan adat Jawa, Tumpeng ini diletakkan dalam bakul dengan aneka sayuran. Bagian puncak diberi telur ayam, bawang merah, terasi, dan cabai. Di dalam bakul, selain nasi terdapat juga urap, gereh petek, dan telur ayam rebus.
  • Tumpeng Nujuh Bulan
    Tumpeng ini untuk syukuran kehamilan di usia tujuh bulan. Diatas tampah yang dialasi dengan daun, Tupeng nasi putih di letakkan di tengah dan dikelilingi oleh enam Tupeng kecil-kecil. Selain nasi telor rebus, sayuran dan lauk yang lain menyertai.
  • Tumpeng Pungkur
    Tumpeng ini ada dalam upacara kematian pria atau wanita lajang/belum menikah, saat jenasah akan diberangkatkan. Isinya hanya nasi putih yang dihias sayuran di sekeliling tubuh tumpeng. Tumpeng kemudian dipotong vertikal dan diletakkan saling membelakangi.
  • Tumpeng Putih
    Tumpeng putih biasanya untuk acara sakral karena warna putih melambangkan kesucian, tapi juga tidak berbeda jauh dengan tumpeng kuning sebab sebetulnya tumpeng kuning merupakan modifikasi dari tumpeng putih. Cuma saja, biasanya tumpeng putih tidak memakai ayam goreng, tetapi ayam ingkung yang kadang disertai bumbu areh. Tumpeng putih juga memakai tahu dan tempe bacem, dan gereh petek.
  • Tumpeng Nasi Kuning
    Isinya tak beda jauh dengan ketentuan Tumpeng pada umumnya, tetapi biasanya ditambahkan perkedel, kering-keringan, abon, irisan ketimun, dan dadar rawis. Warna kuning mengandung arti kekayaan dan moral yang luhur, oleh karenanya Tumpeng ini biasa digunakan untuk acara kebahagiaan seperti kelahiran, ulang tahun, khitanan, pertunangan, perkawinan, syukuran dan upacara tolak bala.
  • Tumpeng Nasi Uduk
    Ini adalah tumpeng nasi gurih yang disertai ayam ingkung bumbu areh, lalapan, rambak goreng, dan gorengan kedele hitam. Biasanya digunakan untuk peringatan Maulud Nabi. Disebut juga Tumpeng Tasyakuran.
  • Tumpeng Seremonial/Tumpeng Modifikasi
    Tumpeng ini bisa dibilang ‘Tumpeng suka-suka’, karena untuk Tumpeng yang ini tidak memperhatikan arti filosofi yang terkandung dalam Tumpeng. Biasanya Tumpeng ini menggunakan Nasi kuning, Nasi goreng dan nasi warna yang lain. untuk lauk pauknya menurut selera kita sendiri.

Tips

  • Untuk memudahkan dalam membentuk nasi tumpeng, sebaiknya campur nasi dan ketan. Campuran ini menjadikan nasi lebih mudah dibentuk dan memiliki daya lekat yang lebih baik serta tahan lama.
  • Membeli Kacang panjang sebaiknya satu hari sebelum hari akan merangkai Tumpeng, supaya kacang panjang agak lemas/layu supaya tidak mudah patah.
  • Daun Pisang untuk alas dan hiasan baiknya menggunakan daun pisang batu, karena tidak mudah sobek.

 

 

Read More →

Etika Makan Cara Cina

By: Fatmah Bahalwan

Jamuan Tradisional Cina

Jamuan tradisional Cina berbeda dengan jamuan makan gaya Barat dimana hidangan disajikan satu per satu sesuai urutannya. Secara tradisional, tata cara makan Cina justru menghidangkan makanan sekaligus.

Semua hidangan disajikan di atas meja dan disantap bersama-sama. Itu sebabnya, jika Anda diundang menghadiri jamuan makan Cina di resto Cina, meja makannya pasti berbentuk bundar dengan alas/meja kecil yang bisa diputar pada bagian tengahnya. Dengan begitu, para tamu tinggal memutar meja untuk mengambil semua hidangan yang disajikan di tengah meja.

Jamuan seperti ini biasanya berlaku khusus untuk keluarga atau kerabat dekat. Semua tamu bebas menikmati semua hidangan sambil bercengkerama. Tidak banyak ‘aturan main’ yang mengikat karena hal yang paling penting adalah kebersamaan. Jadi, tak perlu bingung jika melihat hidangan di tengah meja disajikan tanpa sendok saji (serving spoon), karena masing-masing tamu boleh mengambil hidangan dari tengah dengan menggunakan sumpit yang telah dipakainya untuk menyantap hidangan sebelumnya.

Jamuan Cina Masa Kini

Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi Cina sedikit demi sedikit mulai melebur dengan aturan internasional, terutama untuk acara makan yang sifatnya lebih formal, misalnya untuk jamuan makan bisnis. Hal ini akan dijumpai di resto-resto Cina masa kini. Makanan disajikan secara berurutan, satu demi satu, dimulai dari hidangan pembuka dingin, sup, baru kemudian hidangan utama. Selanjutnya jamuan diakhiri dengan menyantap mi atau nasi goreng sebelum hidangan penutup. Nasi atau mi merupakan hidangan ‘berat’ yang mengenyangkan. Jika disajikan di awal, para tamu tidak lagi bisa menikmati serentetan hidangan selanjutnya karena sudah terlalu kenyang.

Dalam jamuan cina seperti ini, sebelum mulai makan, biasanya disiapkan satu camilan ringan seperti kacang-kacangan atau buah-buahan kecil yang telah dikeringkan, sebagai pengantar menuju acara santap yang sebenarnya. Setelah selesai dengan satu hidangan, Anda tetap duduk, menunggu hidangan selanjutnya yang akan disajikan oleh para pelayan. Kecuali dengan alasan tertentu (seperti jika Anda vegetarian atau alergi terhadap salah satu jenis makanan yang dihidangkan). Agar tidak bersisa sebaiknya Anda memang mengambil sedikit dulu untuk setiap hidangan yang disajikan sedikit setiap hidangannya.

Peralatan Makan Cina

Sangat sederhana, yaitu sepasang sumpit dan sendok bebek untuk sup atau hidangan lainnya.

Sumpit

Bentuk sumpit Cina sedikit berbeda dengan sumpit yang digunakan di Jepang. Sumpit Cina ujungnya agak tebal dan persegi, tidak seruncing sumpit Jepang. Sumpit harus ditaruh di atas sandaran sumpit yang diletakkan di samping piring makan, dengan posisi ujung yang lebih runcing di atas. Setelah digunakan untuk menyantap satu hidangan, sumpit yang sama dapat digunakan untuk menyantap hidangan yang lain.

Di Cina, semua kegiatan saat makan, termasuk menyantap nasi, menggunakan sumpit sebagai alat bantu. Hal yang perlu diketahui. Saat menyantap hidangan dari ikan. Jika ikan sudah selesai disantap pada salah satu sisinya, jangan pernah membalikkan ikan dengan sumpit. Menurut kepercayaan, jika ikan tersebut patah, maka hidup Anda akan mengalami banyak masalah.

Cara memegang sumpit memang susah-susah gampang. Tapi yang penting, pada saat makan, jangan sampai terdengar suara berisik dari sumpit yang beradu dengan mangkuk atau piring. Karena, hal ini menunjukkan bahwa mangkuk Anda sudah kosong.

Berikut ini tata cara memegang sumpit yang benar:

  • Letakkan satu sumpit di antara jari tengah dan telunjuk.
  • Letakkan sumpit yang lain diantara jari tengah dan telunjuk, seperti memegang pensil. Tekan dan jepit dengan bantuan ibu jari.
  • Jepit makanan dengan cara menggerakkan sumpit yang di atas, naik dan turun. Usahakan sumpit yang ada di bawah tetap di tempat dan tidak bergerak.

Sendok Bebek

Untuk menyantap sup atau hidangan berkuah lain, gunakan sendok bebek yang biasanya terbuat dari porselen. Sendok bebek biasanya diletakkan diatas piring alas mangkuk sup. Selain itu, ada sebuah sendok bebek lagi yang diletakkan di atas meja. Sendok ini biasa digunakan untuk meletakkan sisa-sisa duri dan tulang saat menyantap hidangan ikan. Sendok ini bisa langsung didekatkan ke mulut saat Anda akan membuang duri ikan

Mangkuk Sup

Tidak seperti hidangan lain, sup biasanya disajikan secara individual dalam mangkuk sup kecil. Mangkuk biasanya diletakkan di atas sebuah piring bundar. Untuk menyantapnya, gunakan sendok bebek.

Mangkuk Nasi

Dalam jamuan makan ala Cina yang semua hidangannya disajikan di tengah meja, biasanya setiap tamu akan disajikan semangkuk nasi putih yang diletakkan di sebelah kiri atas piring makan. Mangkuk nasi bentuknya mirip mangkuk sup, tapi ukurannya lebih kecil.

Sama dengan di Indonesia, di Cina, nasi ternyata sama pentingnya. Bahkan ada istilah yang mengatakan “A meal without rice is like a beautiful girl with only one eye.”
Bagi bangsa Cina, nasi merupakan simbol kehidupan dan kesuburan.

Saat menyantap nasi, tangan kanan memegang sumpit dan tangan kiri memegang mangkuk nasi yang dibawa mendekati mulut. Sebaiknya, jangan menyisakan sebutir nasi pun dalam mangkuk, karena konon jika Anda melakukannya, Anda akan mendapatkan pasangan istri/suami yang jelek.
Percaya atau tidak? terserah Anda.

Cawan Teh

Teh tak kalah penting dalam jamuan makan Cina. Fungsinya sama dengan segelas air putih yang biasa disajikan pada jamuan makan Barat. Sambil menyantap hidangan, masing-masing tamu disajikan secawan teh hangat yang diletakkan di sebelah kanan atas dari piring makan.

Ada beberapa jenis teh yang biasa digunakan, seperti oolong tea, jasmine tea, atau crysntium tea. Umumnya teh disajikan tawar tanpa penambahan pemanis. Teh disajikan untuk melunturkan cita rasa yang tertinggal di mulut, seperti lemak, sehingga Anda siap menyantap dan menikmati hidangan selanjutnya.

Saat hendak menyeruput secangkir teh, pegang piring alas cangkir dengan tangan kiri sementara tangan kanan memegang cangkir. Bawa keduanya beriringan mendekati mulut.

Tempat Saus

Tempat saus berisi kecap asin akan selalu tersedia di atas meja. Fungsinya sebagai pelengkap atau saus pencelup. Tak perlu ragu untuk langsung mencelupkan potongan makanan Anda, karena saus tersebut disajikan untuk masing-masing tamu.

Serbet dan Lap Tangan

Pada jamuan makan Cina yang diadakan di resto Cina, biasanya disediakan serbet dan lap basah yang digunakan untuk membersihkan tangan dari kotoran yang melekat sebelum Anda bersantap.

Hidangan Khusus

Kepiting
Khusus untuk menyantap kepiting, diperlukan satu alat bantu khusus. Bentuknya mirip tang, hanya lebih kecil dan runcing ujungnya. Gunanya untuk memecahkan kulit/cangkang kepiting. Cara menggunakannya, jepitkan kebagian yang hendak diambil dagingnya, jepit hingga kulit/cangkangnya pecah. Setelah itu, jangan ragu untuk menggunakan kedua tangan Anda untuk membantu mengambil daging kepiting yang tersembunyi di balik kulit. Untuk sajian yang satu ini, biasanya juga disediakan satu wadah khusus untuk mencuci tangan.

Mie
Hidangan mi juga merupakan hidangan yang tak kalah populer dalam dunia kuliner Cina. Seperti hidangan yang lain, mi disantap dengan menggunakan sumpit.

Dim Sum
Dulu, dim sum biasa dihidangkan sambil minum teh pada hari libur saat semua keluarga berkumpul. Disajikan dalam berbagai variasi bentuk dan rasa di dalam keranjang bambu. Cara makannya? Tetap dengan bantuan sumpit.

Steak
Jangan kaget jika di meja Anda tiba-tiba disediakan garpu dan pisau. Seperti telah dijelaskan, pengaruh internasional mulai menyusup ke dalam tradisi Cina, termasuk dalam hidangan yang disajikan. Hidangan steak misalnya, tidak perlu ragu untuk menggunakan pisau dan garpu sebagai alat bantu. Aturannya? Sama dengan aturan internasional.

 

 

Read More →

Table Manner a la Indonesia

By Ophoeng & Fitri Susanti
Image by Getty Images

Ophoeng (ophoeng at yahoo.com):

Kemaren dulu, saya pas lewat kawasan P.Jayakarta, Jakarta, di depan hotel Quality, ada spanduk besar dipasang (kalau kecil ya gak nampak dong ya,hehehe..) di depan gerbangnya, menawarkan kursus singkat ‘table manner’ seharga Rp 150 k.

TABLE MANNER BARAT

Mestinya yang dimaksud ‘table manner’ di situ pastilah yg ala barat punya, yang mennyediakan jejeran sendok garpu & pisau aneka ukuran dan aneka fungsi. Refot memang, kalau kita satu saat diberkahi diundang oleh penggede barat ala dubes, atau bahkan presiden AS atau ratu Inggris, ya siapa tahu toh nasib kita kelak? Bisa sajah anda suatu saat besanan ama pangeran Charles yang tetep ajah pangeran tuh walau sudah tuwek (pan kalau di buku, namanya pangeran ya kudu muda, ganteng, gagah, naek kuda putih, hehehe……), lha kalo anak-anak anda satu sekolah ama anak-anak beliau pan bisa aja kesempatan itu datang, jeh! Who knows?

Read More →

Etika Bersantap

By: Fatma Bahalwan

Setiap negara memiliki cara dan etiket makan, sendiri-sendiri. Orang sering menyebutnya dengan “Table Manners” atau “Dining Etiquette”. Negara-negara Continental, Eropa, dan Amerika punya gaya yang hampir mirip. Tak heran kalau aturan makan dalam pergaulan internasional akhirnya dipengaruhi oleh negara-negara tersebut.
Dari semua negara itu Perancis dapat mewakili etiket makan internasional. Bukan saja karena Prancis adalah salah satu kiblat dunia kuliner internasional, tapi juga karena banyak negara Barat lainnya yang turut menganut aturan makan Prancis.
Apa saja aturan main tersebut? Simak contekan berikut…………….

Read More →