Table Manner a la Indonesia

By Ophoeng & Fitri Susanti
Image by Getty Images

Ophoeng (ophoeng at yahoo.com):

Kemaren dulu, saya pas lewat kawasan P.Jayakarta, Jakarta, di depan hotel Quality, ada spanduk besar dipasang (kalau kecil ya gak nampak dong ya,hehehe..) di depan gerbangnya, menawarkan kursus singkat ‘table manner’ seharga Rp 150 k.

TABLE MANNER BARAT

Mestinya yang dimaksud ‘table manner’ di situ pastilah yg ala barat punya, yang mennyediakan jejeran sendok garpu & pisau aneka ukuran dan aneka fungsi. Refot memang, kalau kita satu saat diberkahi diundang oleh penggede barat ala dubes, atau bahkan presiden AS atau ratu Inggris, ya siapa tahu toh nasib kita kelak? Bisa sajah anda suatu saat besanan ama pangeran Charles yang tetep ajah pangeran tuh walau sudah tuwek (pan kalau di buku, namanya pangeran ya kudu muda, ganteng, gagah, naek kuda putih, hehehe……), lha kalo anak-anak anda satu sekolah ama anak-anak beliau pan bisa aja kesempatan itu datang, jeh! Who knows?

ORA ILOK, PAMALI

Oke,sebab tadi pagi mbak Dewi Fatma, pembawa acara Jelajah di Trans TV, meliput cara pembuatan abon kelinci di Batu (?) deket Malang sono. Saya lihat mbak Dewi mencicipi abon yang sudah jadi dengan menggunakan garpu,langsung masuk mulut, garpunya kemudian dipakai lagi untuk menjumput abon lagi. Saya jadi pingin cerita dikit ttg ‘table manner’ ini.

Sepenurut ‘table manner’ kita, mestinya mbak Dewi jangan menggunakan garpu yang sudah masuk mulutnya untuk mengambil makanan yang disajikan. Ora ilok, kata wong Jowo sih, pamali kata wong Sunda. Mengapa? Karena begitulah ‘table manner’ yang diajarkan orangtua kita dulu toh.

LAIN PADANG LAIN BELALANG

Tapi, kalau anda dijamu tuan rumah ketika berkunjung ke beberapa kawasan Asia: Bangkok, Hongkong, Singapura, dan Taiwan,dan China, kayaknya hal itu (menyendok sayur saji dengan sendok yang sama yang kita masuk mulut) bukanlah menjadi soal. Apalagi, kultur orang Tionghoa pan pakenya sumpit. Tidak ada sendok sayur disediakan di meja. Jadi mereka sih nyomot lauk langsung aja pake sumpit. Sekarang mereka terpengaruh kultur barat, makenya sendok garpu, ya tetep ajah nyendok langsung ke piring di tengah pake itu sendok yang sudah masuk ke mulutnya, sebagai ganti sumpit!

TABLE MANNER ALA INDONESIA (ASLI!)

Kembali ke ‘table manner’, sebenernya kita punya ‘manner’ yang asli kultur kita, yaitu pake…… tangan telanjang! Coba ajah, makan nasi Padang, ya lebih sedepnya kudu pake tangan ajah, jangan pake sendok garpu. Nasi uduk? Gudeg? Nasi Ulam? Nasi Bogana? Ayam Goreng? Pokoke, kalau ‘ndak ada kuahnya, ya tanganlah yang jadi ‘sendok’nya. Sedeeep!
Gule kepala ikan? Wooo, jangan coba-coba pake sendok dan garpu tuh,bisa diomeli ama waiter resto-nya lho! Lha iya, ntar kalau rasanya itu gule jadi kurang sedep, sebab andamakannya pake sendok garpu, anda jadi menyalahkan mereka.

Bahkan, kalau anda memang bener-bener penikmat hidangan masakan Padang sejati, yang tulen, profesional, kabarnya anda dituntut untuk hanya boleh mengotori atu tangan tok! Artinya, kalau anda tidaklah kidal,ya hanya tangan kanan yang boleh anda gunakan untuk mencubit rendang, panggang ayam, gule ikan dan nasi dengan tangan kanan doang, atau kalau anda kidal, ya tangan kiri doang. Juri, kalau anda ikut kontes ‘table manner’ ala Padang, akan menilai anda dengan melihat tangan anda.Kalau dua-duanya dah tercemar oleh kuah atau nasi barang sebutirpun, pastilah fail, jeh!

TABLE MANNER IKAN

Kalau anda makan ikan, biasanya tulang belulangnya, atau apapun yang tidak kita maui,disisihkan dan diletakkan di pinggiran piring kita.Itu sudah jadi ‘manner’ standar ya. Tapi, ada saudara kita di daerah lain, yang ‘manner’nya mengijinkan untuk menyisihkan dan melatakkannya di atas meja dekat piringnya. Jadi, buat mereka is oke, sementara kita bisa saja merasa koq ya ora ilok, kurang oke punya.

TETEP ADA KEKECUALIAN, JEH!

Walau ada ‘table manner’, kayaknya orang bule juga masih suka pake tangan telanjang untuk makan. Lha, bule itu pan manusia juga! Kalau motor juga manusia, apalagi bule! Jadi, kayaknya anda akan nampak berlebihanlah kalau makan ayam goreng KFC minta sendok-garpu dan pisau, begitu juga kalau makan roti roll yang disajikan bareng steak, atau….. pizza! Karena ayam goreng KFC (juga fastfood lain), burger, roti roll di steak dan pizza, kayaknya sih boleh dan mungkin saja manner-nya ya pake tangan langsung ajah! Kecuali, hehehe… kalau sendok-garpu dan pisau itu anda minta bukan untuk dipakai makan hidangan tsb., melainkan untuk……. dibawa pulang sebagai souvenir. Hehehe…..

Sorry, no offense ya, just kidding, jeh! (Ophoeng)

—————————————-

Fitri Susanti (santi.mufi at gmail.com):

Hehehe… table manner sepertinya adaptasi dari Barat ya? karena kebanyakan daerah di Indonesia baru mengenal “meja makan” begitu ada barat yang masuk. Karena orang kita biasanya makan lesehan. Makanan memang disediakan di meja, tp makannya, tetep duduk “ngedeprok” di mana saja. Hahaha… 🙂

Eh, tapi Manner untuk daerah Betawi lebih khas lagi.
Setiap ada kendurian atau hajatan yang melibatkan banyak orang dan biasanya diadakan di mesjid atau aula, orang betawi sering kali “membagi” makanan untuk 4-5 orang dalam satu nampan. Jadi, misalnya ada “maulud” yang mengundang banyak orang, nasi putih/uduk/ulam/kembuli di letakkan di nampan, trus lauk pauknya ada di tengahnya atau di pinggir2 nampan. Nah, kalau mau makan, kita makan barengan dari nampan itu (no sendok-garpu). Duduk-ngumpul.

Aturannya :

  • Jangan ngambil lauk orang lain trus kalau ngga suka sama satu lauk tertentu, jgn dipegang trus dilempar ke sebelah. Bilang aja sambil nunjuk lauknya “saya ngga suka nih” atau “ente mau ngga yang ini” trus yang doyan silahkan mengambil dengan tangannya sendiri.
  • Gak boleh ngasih kuah atau sambal ke sekeliling nampan. Kalau suka, kuahi saja bagian kita.
  • Harus habis, mubazir lhooo!
  • Ngobrol boleh, tp gak boleh becanda. Duduk dempet2an begitu khan ngga lucu kalau ada nasi terlempar ke wajah temen atau nampan karena kita ketawa.

Ada satu cerita yang entah saya lupa dari mana, konon kabarnya H. Agus Salim pernah makan dengan orang Belanda di Belanda. Pada saat makan itu, Pak Haji mencuci tangannya dengan air di dalam mangkuk yang sudah dia minta sebelumnya dan dia memulai makan dengan tangannya tanpa sendok dan garpu. Si Belanda kaget dan bertanya, “Kenapa kamu ngga pakai itu sendok garpu, je jorok sekali.”
Pak Haji dengan tenangnya menjawab, “Tuhan menciptakan tangan ini untuk dipakai saya seorang, sedangkan sendok-garpu Tuan diciptakan untuk dipakai banyak orang…”

Hehehe…. jadi makan dengan tangan is still the best!!

Salam,
Fitri

About the author  ⁄ NCC Indonesia

Comments are closed.