“Mau dooonggg testernyaaaaa!”
Sounds familiar?

Peserta kursus Food Costing dan Manajemen Keuangan Praktis yang saya ajar pun cukup sering bertanya mengenai bagaimana menghitung pembiayaan tester produk.

Para penjual pemula seringkali galau menghadapi reaksi teman-temannya yang seperti ini.
Gimana tidak?
Kita berjualan karena mau mencari uang lah kog diminta gratis? 😅

Dilihat dari sudut ilmu marketing, tester dibutuhkan untuk memperkenalkan rasa produk kita kepada calon pembeli.
Tapi harus diingat, pemberian tester secara luas bukanlah cara satu-satunya 😊

Sementara dari sudut ilmu keuangan, tester ini bisa dimasukan sebagai biaya marketing yg memotong keuntungan kita.

Namun cermatilah, apakah para bakery terkenal itu memberikan tester untuk setiap varian yang mereka jual di outletnya?
Tidak kan?

Banyak teman mungkin pernah mengalami dan menemukan fakta bahwa “Para Pemburu Tester” seringkali justru bukan merupakan pembeli potensial.
Pembeli potensial justru biasanya tidak pernah meminta tester (meski menerima dengan senang hati jika ditawarkan mencoba tester), bahkan langsung membeli begitu kita menawarkan hanya dengan melihat dari penampilan produk yang kita tawarkan.
Nah disinilah kecermatan penjual ditantang, bahwa tester itu seharusnya memang diberikan kepada calon pembeli potensial (seperti misalnya saat pameran) atau ketika tester itu merupakan sebuah keharusan ketika akan mengajukan produk kita sebagai isian hampers lebaran bagi sebuah perusahaan misalnya.

Ada beberapa cara efektif mengenalkan rasa produk kita ke pasaran.
Bukan hanya dengan cara sekadar membagi-bagikan sample gratis kepada setiap orang.

1. Jalin Silaturrahmi

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturahim.”
(HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557).

Sumber : https://rumaysho.com/13115-6-amalan-pembuka-pintu-rezeki.html

Ikutlah perkumpulan yg positif, pengajian, silaturrahmi RT/RW.
Bawa produk andalan kita sebagai buah tangan kepada tuan rumah dan untuk dimakan bersama para peserta lainnya.
Dengan demikian, bukan hanya tester yang dibagi, namun insya allah dapat juga pahala menjalin silaturrahmi.

2. Meminta Testimoni dari Public Figure atau Teman yang dipercaya publik akan selera tingginya

Beberapa menyebut sebagai “endorse”.
Saya cenderung lebih menyukai istilah “permintaan review”, karena lebih jujur.

Jika produk yang dikirimkan masih perlu koreksi, maka akan disampaikan kekurangannya apa.
Jika sudah layak jual maka diberikan testimoni seperti apa adanya.

3. Menjual Tester

Tester dijual?
Kan biasanya gratis?
Kenapa tidak?

Image source: Pinterest.com 

Buat kemasan-kemasan kecil yang menarik seperti contoh digambar ini.
Hanya dengan modal plastik OPP, pita dan kertas warna-warni sudah bisa tercipta kemasan cantik siap diisi dengan beberapa produk kita.
Bisa dicampur beberapa varian, atau tiap kemasan beda varian.

Ini berguna bagi calon customer yg ragu membeli banyak karena belum tau rasanya bagaimana, mereka bisa ditawarkan membeli “kemasan mini” untuk mencoba.

Jual dengan harga pokoknya (jika begini maka perlu dipertegas bahwa kemasan ini terbatas, tidak selamanya ada) atau dengan mengambil keuntungan seperti biasa.

Jadi sebenarnya:

Jika kita bisa meyakinkan calon pembeli dengan kata-kata, reputasi dan penampilan produk, maka tester bisa jadi nggak diperlukan lagi.

Maka, yang perlu dipelajari adalah bagaimana cara meyakinkan calon customer dengan kata-kata atau penampilan produk yang kita jual 😊.
Sementara untuk membentuk reputasi, silakan pelajari tentang “Branding”.

Jakarta, 10 Maret 2018
Yeni Suryasusanti

Read More →

Tips tengah malam dari Ibu Matre utk teman-teman yang memiliki usaha menerima pesanan makanan tapi sering merasa uangnya habis menguap entah kemana. Sounds familiar? 🙂

Idealnya:

  • Selalu buat Food Costing setiap mencoba produk baru, agar bisa menentukan keuntungan yang bikin happy, juga tidak tekor di modalnya.
  • Pisahkan rekening bank untuk usaha dan rekening bank untuk pribadi/rumah tangga.
  • Selalu ada struk/kuitansi/bon untuk setiap pembelian bahan jualan.
  • Pisahkan struk belanja bahan jualan dengan belanja rumah tangga.
  • Buat pembukuan untuk pencatatan penerimaan uang dari hasil penjualan.
  • Buat juga buku belanja bahan pesanan.

Aplikasinya:

  • Food Costing is a must, minimal utk mengetahui berapa biaya modal.
  • Rekening bank bisa satu saja gabungan, tapi pastikan pemisahan pencatatannya.
  • Boleh tidak ada struk/kuitansi/bon, tapi pastikan tetap dicatat pembelanjaannya.
  • Kalau malas atau tidak mau menyusahkan kasir dan memperpanjang antrian orang belanja karena pasti pisah struk membutuhkan waktu lebih làma, struk belanja bisa digabung, tapi beri stabilo atau lingkari dengan pulpen merah untuk pembelanjaan bahan jualan dan buat catatan kaki berapa total jumlahnya.
  • Pembukuan penerimaan dan belanja bahan jualan is a must, agar bisa ketahuan berapa pendapatan dari penjualan.

 

Dengan demikian, meskipun keuntungan penjualan kita habis utk belanja rumah tangga, minimal kita tau berapa andil penjualan kita dalam membantu biaya rumah tangga.

Untuk mengurus keuangan secara benar, memang butuh komitment. Tapiiiiiii…. Kalo betul-betul parah malas mencatatnya, ada cara lain khusus untuk para pemalas ini, hihihi… Para pemalas mencatat bisa mencoba sistem pisah rekening. Setiap terima pesanan, langsung hitung berapa keuntungannya. Nah setiap keuntungan lalu dimasukkan ke rekening ini. Jadi walaupun dikeluarkan utk belanja, tetap akan terlihat dari mutasi banknya berapa uang keuntungan yg sudah masuk di rekening ini.

Semoga tips tengah malam ini bermanfaat ya teman-teman. :* (ys)

Read More →

Legenda Oleh-Oleh Pisang Bolen dan Bagelen Khas Bandung

“Bermula dari hobi, Ratnawati Purnomo, sang Pendiri dari usaha toko oleh-oleh pastry dengan merek Kartika Sari memulai usahanya dengan berjualan kue basah. Ditahun 1986, Pisang bolen kreasinya mencuat sebagai produk pastry unggulan yang sekaligus menjadi cikal bakal berdirinya Kartika Sari. Hingga kini pisang bolen Kartika Sari tetap menjadi primadona di kalangan masyarakat maupun pengunjung kota Bandung.”

Cikal Bakal Kartika Sari

“Awalnya Mami (Ibu) hanya menjual bolu kukus dan beberapa jenis kue basah lainnya. Selang beberapa tahun kemudian, beliau mencoba membuat pisang bolen yang ternyata mendapat respon yang baik dari masyarakat. Dari situlah lahir Kartika Sari yang berlokasi di Jl. Hj. Akbar, Kebon Kawung, Bandung,” buka Andrew Purnomo, putra sulung Ratnawati Purnomo yang sekarang melanjutkan dan membantu ekspansi bisnis Kartika Sari.

Perkembangan Kartika Sari kian menggembirakan dari tahun ke tahun. Sejak gerai pertamanya resmi dibuka hingga sekarang Kartika Sari telah menjadi salah satu gerai oleh-oleh paling favorit di Bandung. Pelayanan yang prima dari para karyawan yang setia juga membuat gerai Kartika Sari padat pengunjung. Saat ini Kartika Sari mempunyai tujuh gerai yang tersebar di berbagai wilayah Kota Bandung, seperti Kebon Kawung, Dago, Kebon Jukut, Buah Batu, Kopo, Terusan Jakarta, dan Cimahi.

Selain sebagai gerai oleh-oleh, di tangan Andrew, Kartika Sari juga telah berekspansi ke usaha restoran yang dibuka di gerai Kartika Sari Dago dan Buah Batu dengan nama Madame Sari. Tidak hanya itu, Andrew juga membuka sebuah kafe yang diberi nama Morenos, yang bisa dijadikan sebagai tempat istirahat sejenak bagi para pelanggan yang sedang belanja oleh-oleh.

Pisang Bolen dan Bagelen yang Menjadi Incaran

kartikasari-food

Konsistensi produk yang dikedepankan oleh sang pemilik menjadi alasan mengapa pisang bolen yang merupakan produk legendaris Kartika Sari masih menjadi oleh-oleh favorit hingga saat ini. “Kami selalu menjaga ketat konsistensi rasa pada setiap produk kami. Itulah sebabnya pisang bolen kami tetap menjadi produk unggulan Kartika Sari. Bahkan orang rela antre demi mendapatkan pisang bolen ini,” ungkap Andrew.

Selain pisang bolen, ternyata Bagelen (roti tawar kering) juga menjadi salah satu produk yang paling diincar di Kartika Sari. “Bagelen mungkin identik dengan roti murah, yaitu roti yang tidak laku lalu dikeringkan. Tapi kalau di sini, bagelen adalah roti baru yang sengaja dikeringkan dan dipoles dengan butter,” papar Andrew.

Konsisten Memakai Blue Band Master Margarine

kartikasari-restoMenyadari masalah rasa yang membuat para pelanggannya tetap setia untuk datang kembali ke gerainya, Andrew mengaku tidak main-main dalam pemilihan bahan baku. Menurutnya, produk yang berkualitas memang harus berani memakai bahan baku berkualitas pula. “Soalnya ini menyangkut kepuasan pelanggan,” ujarnya.

Andrew mengaku dari awal Ibunya sudah menggunakan Blue Band Master Margarine dalam berbagai produk- produk Kartika Sari. Pisang bolen dan Bagelen adalah dua produk Kartika Sari yang sarat dengan penggunaan Blue Band Master Margarine. Bahkan menurut Andrew, Ibunya sering tersinpirasi oleh pihak Unilever Food Solutions, seperti dalam pembuatan kulit pisang bolen.

Blue Band Master Margarine dari Unilever Food Solutions terkenal konsisten. Maka kami tetap setia untuk menggunakan Blue Band Master Margarine. Rasa, tekstur, dan aroma pisang bolen sejak awal Kartika Sari berdiri sampai sekarang juga tidak berubah. Menurut saya, kualitas yang seperti itulah yang dicari pelanggan dan menyukseskan bisnis kami.”
– Andrew Purnomo, Kartika Sari

Kunci Sukses Kartika Sari:

  • Selalu mengikuti perkembangan trend dan terus berinovasi
  • Mempertahankan konsistensi produk
  • Menggunakan hanya bahan- bahan berkualitas
  • Meningkatkan kualitas produk dan layanan terus menerus
  • Menjaga loyalitas karyawan dengan memperlakukan karyawan seperti bagian dari keluarga

kartikasari-food2

Dapatkan banyak inspirasi lainnya di www.UFS.com



Read More →

Ikon Oleh-Oleh Sukses di Medan

bolumeranti-3Nikmatnya Bolu Gulung Meranti seperti menyihir masyarakat dan pengunjung kota Medan. Nama Bolu Meranti yang populer telah menjadikannya sebagai daftar wajib kunjung bagi para pelancong yang datang ke kota Medan. Para pembeli pun rela mengantri panjang demi mendapatkan bolu gulung khas yang memiliki beberapa varian rasa ini. “Awalnya kami tidak pernah terpikir bisa menjadikan Bolu Meranti sebagai toko oleh-oleh khas Medan seperti ini,” tutur Rissa, putri kedua dari Ny. Ai Ling sang pendiri Bolu Meranti.

Inovasi Produk Bolu Gulung Berbagai Rasa

Sejak berdiri pada tahun 2005 lalu, banyak perkembangan yang terjadi pada usaha Bolu Meranti, terutama dalam hal inovasi variasi rasa. “Awal berdirinya kami hanya memiliki 4 varian rasa yaitu rasa keju, mocha, nanas, dan stroberi. Namun karena permintaan pasar yang meningkat pesat maka kami pun terus berinovasi hingga saat ini tersedia 15 rasa pilihan,” ujar Rissa.

bolumeranti-1

Tidak hanya bolu gulung, saat ini di gerai Bolu Meranti pun tersedia aneka produk pastry lain seperti kue sus, nastar, lapis legit, kue kering, pancake durian dan lain sebagainya. Sama dengan bolu gulung, beraneka resep kue-kue ini diolah dari Ny. Ai Ling yang mendapat respon yang positif dari masyarakat.

Kesuksesan Bolu Meranti dalam menggaet pelanggan yang rela mengantre menyebabkan hadirnya pesaing-pesaing yang berusaha mengekor kesuksesan Bolu Meranti.

“Sekarang ini bolu gulung mudah ditemukan di hampir setiap toko roti. Yang penting adalah kami mampu memberikan rasa yang khas, tekstur, serta aroma yang disukai para pelanggan dan menimbulkan kesan berbeda dibandingkan dengan produk lain,” ujar Rissa.

Hubungan Erat Dengan Unilever Food Solutions

bolumeranti-2“Dulu orang tua saya selalu membuatkan anak- anaknya bekal makanan ke sekolah yang biasanya menggunakan Blue Band. Tak heran sejak kami kecil rasa Blue Band sudah akrab di lidah kami. Rasa khas inilah yang kemudian dihadirkan dalam bolu gulung buatan Mama sehingga kami tidak pernah beralih ke merek margarin lain. Ini untuk menjaga konsistensi rasa dan aroma yang khas dari Bolu Meranti,” jelas Rissa.

Rissa juga mengakui hubungan yang terjalin dengan Unilever Food Solutions (UFS) merupakan sinergi. “Layanan dari UFS selama ini sangat baik. Jika kami mengajukan keluhan maka mereka cepat tanggap dan pasokan barang
tidak pernah terlambat. UFS pun membantu mengontrol persediaan stok barang di tempat kami. Jika ada program promosi maka kami selalu diinformasikan,” papar Rissa.

Selain margarin merek Blue Band Master, Rissa mengaku juga menggunakan produk UFS lainnya seperti mayones dengan merek Best Foods. Kepuasan atas kualitas produk dan layanan yang disediakan UFS membuat Bolu Meranti semakin sukses dalam meningkatkan usahanya sehingga menjadi ikon oleh-oleh yang sukses di kota Medan.

Kunci Sukses Bolu Meranti:

  • Memakai bahan baku berkualitas yang rasanya sudah akrab
  • Menjaga resep secara konsisten
  • Mengendalikan kualitas produk secara ketat
  • Melakukan penambahan variasi produk secara berkala
  • Menjaga hubungan baik dengan pemasok agar kualitas pasokan terjamin

Temukan lebih banyak inspirasi di www.UFS.com

 

 

Read More →

Penulis: Fatmah Bahalwan

Adakah investasi bisnis yang paling cepat kembali modal? Demikian sebuah pertanyaan disampaikan kepada saya oleh seorang wartawan tabloid kuliner. Dengan tangkas saya jawab, “Jualan lemper.”

Ada apa rupanya pada jualan lemper? Sebagaimana bisnis makanan lainnya, lemper dan snack adalah bisnis makanan yang paling mudah dan murah secara teknologi maupun permodalan. Kemungkinkan balik modalpun sangat pasti, cepat dengan tingkat keuntungan bagus.

Sering saya katakan dalam cerita yang menyelingi kursus-kursus di Natural Cooking Club (NCC), lemper banyak sekali kelasnya. Ada lemper harga Rp 500,-, ada lemper harga Rp 1.000,- ada lemper harga Rp 3.500,-, bahkan ada juga lemper yang harga jualnya Rp 8.500,-. Ajaibnya semua lemper dengan harga bertingkat ini laku keras sesuai dengan strata pasar yang dituju.

Bermodalkan beras ketan dan masakan abon daging sapi atau daging ayam sebagai isiannya. Peralatan yang diperlukan hanya panci dan kukusan saja. Pagi hari lemper dibuat, dijamin sore hari sudah berubah menjadi lembaran-lembaran rupiah. Bisnis apalagi lagi yang bisa balik modal demikian cepat? Hanya butuh waktu beberapa jam saja.

Lalu masih adakah alasan kita untuk malas melakukan bisnis makanan? Ayo ah, semangat. (fb)

Read More →

Ina Wiyandini, Ratu Kue Kering Indonesia, Haus Akan Inovasi

Jl. Bojong Koneng Atas No. 8 Cikutra, Bandung 40191

Siapa yang tak kenal dengan Ina Cookies. Usaha yang dijalankan oleh Ina Wiyandini ini memang sudah tak asing lagi. Selain terkenal di kota asalnya, Bandung, Ina Cookies juga terkenal di hampir seluruh kota di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri. Tak heran jika Ina Wiyandini memperoleh perhargaan sebagai The Best Woman Entrepreneur 2008, dan dinilai sebagai perempuan sukses yang menjadi panutan bagi kaum perempuan di Indonesia.

Selalu Tegar Dalam Berusaha

ina cookies pabrikBerawal dari ajakan kakak dan adik iparnya, Ina menuturkan bagaimana ia mulai terjun ke dunia bisnis. “Saya diajak kakak dan adik ipar saya bisnis jahe gajah untuk diekspor ke Jepang. Awalnya lancar. Tapi di tengah jalan, usahanya tersendat. Kami rugi besar. Banyak sekali jahe yang gagal kirim,” kenang Ina. Ina mengaku tak patah arang karena kegagalan tersebut. Dengan bantuan kakak iparnya, Ina pun mencoba peruntungannya di bisnis kue kering. Ina mengaku sempat memasarkan kue kering buatan kakaknya secara door-to-door sebelum akhirnya memproduksi dan memasarkan kue bikinannya sendiri.

“Bermodalkan bahan dan peralatan yang sebagian dipinjamkan Mba Ida, (Ida Sartika, kakak ipar Ina), saya mulai mencoba bisnis kue kering. Alhamdulillah, bisnis tersebut terus berkembang sampai sekarang,” ungkap Ina. Ia mengaku, dalam menjalani usaha yang telah dirintisnya selama lebih kurang 22 tahun ini, ia kerap menemui hambatan. Namun, dengan tekad yang kuat dan mimpi untuk membantu orang banyak, membuat Ina Cookies mampu menunjukkan eksistensinya hingga kini.

Kue kering yang ditawarkan Ina memang sangat beragam. Tidak melulu fokus pada Nastar, Kastengels, dan Putri Salju yang banyak dijual orang pada umumnya, Ina cenderung lebih banyak berinovasi dengan kue kering buatannya. Saat ini Ina telah membuat lebih dari seratus varian kue kering dengan bahan utama yang mudah didapat dan harganya terjangkau, seperti bunga rosella, green tea, kurma, singkong, bahkan tahu dan tempe. Karena kreatifitasnya tersebut, Ina Wiyandini sempat dijuluki Ratu Kue Kering dan The Most Creative Cookies oleh salah satu stasiun TV swasta nasional dalam sebuah program kulinernya.

Sangat Percaya dengan Kualitas Produk Blue Band

Keluarga merupakan sumber inspirasi Ina Wiyandini dalam berkreasi menciptakan kue-kue kering Ina Cookies. Banyak sekali penggalan-penggalan pengalaman hidupnya yang menjadi ide awal untuk membuat kue kering dengan bentuk dan rasa yang berbeda, hingga akhirnya dicintai oleh pelanggan- pelanggannya. Menurut Ina, penggunaan bahan-bahan yang berkualitas tinggi sangat berpengaruh terhadap kelezatan dan kerenyahan kue kering buatannya.

Ina mengaku, sejak awal berdiri hingga sekarang, Ina Cookies telah menggunakan Blue Band untuk kue-kue keringnya. “Dari dulu saya sudah pakai Blue Band Master Margarine. Saya memang biasa menerima kunjungan agen margarin merek lain yang mencoba menawarkan produk mereka, sekedar mencoba kualitas produk mereka. Tapi keputusan saya sudah bulat untuk selalu memakai Blue Band Master Margarine karena rasa dan aromanya yang khas sangat cocok dengan saya, dan menurut saya juga cocok dengan lidah banyak orang,” jelas Ina.

Tidak hanya berperan penting dalam penyediaan bahan baku untuk kue-kue keringnya, Unilever Food Solutions produsen Blue Band Master Margarine juga sering memberikan inspirasi terhadap bisnis yang Ina jalani. “Unilever Food Solutions sangat membantu saya dalam berkreasi. Tidak hanya untuk Ina Cookies, tapi juga untuk beberapa sister company-nya. Bahkan ada beberapa kue kering yang memang saya dapat dari resep inspirasi Unilever Food Solutions. Hanya saja saya modifikasi sedikit sesuai permintaan pasar Ina Cookies,” terang Ina.

Menurut Ina, kesuksesannya sekarang memang tidak terlepas dari dukungan para supplier bahan-bahan baku tak terkecuali dari Unilever Food Solutions. “Saya sangat senang bermitra dengan Unilever Food Solutions yang cepat melihat trend pasar. Kalau ada inovasi baru, pasti mereka langsung mengabari saya sehingga usaha saya bisa terus berkembang,” tutup Ina mantap.

Tips & Trik Sukses Kelola Bisnis

  • Serius melakukan uji coba sebelum terjun ke bisnis.
  • Ketika memutuskan untuk membuka suatu usaha, konsentrasi pada usaha tersebut.
  • Percaya bahwa kualitas produk merupakan daya tarik yang kuat bagi pasar.
  • Rajin menciptakan kreasi baru sehingga produk yang Anda miliki akan berbeda dengan produk pesaing Anda.
  • Cermat dalam pemilihan bahan baku, proses produksi, sampai pengiriman.
  • Tentukan pasar bagi produk yang akan Anda jual.
  • Dalam sebuah usaha, marketing dan promosi memegang peranan penting karena tanpa keduanya produk yang kita hasilkan tidak akan sampai kepada sasaran.

Dapatkan lebih banyak inspirasi resep di www.UFS.com

 

Read More →

by: Fatmah Bahalwan

Pernahkah anda mendapat complain dari customer? Sungguh sangat tidak enak bila menghadapi perihal satu ini. Bisa-bisa badan demam tiga hari tiga malam dan bila tidak kuat mental, salah-salah langsung mundur teratur dari bisnis culinary apapun. Lalu bagaimana mengatasinya?

Complain yang terjadi pada sektor jasa produksi apapun, merupakan suatu hal yang penuh dengan keniscayaan. Pasti ada dan tidak dapat kita lari darinya.

Tugas kita sebagai pengusaha penyedia jasa adalah memperkecil atau me-minimize, complain-complain tersebut.

Pada dasarnya complain terjadi karena apa yang didapat oleh pelanggan (pengguna jasa) tidak sesuai dengan harga yang telah dibayar, atau persisnya tidak sesuai dengan promosi yang ditawarkan. Dalam hal ini comittment anda dalam merealisasikan pelayanan kepada pelanggan perlu di evaluasi.

Complain bila disikapi secara positip, sebenarnya merupakan suatu masukan yang sangat berharga dari ‘perwakilan’ pelanggan. Dengan demikian anda bisa mulai memetakan dimana kekurangan yang ada pada pelayanan usaha anda, sehingga perbaikan dimasa datang langsung bisa menjadi prioritas.

Adalah sebuah keberuntungan bila anda bisa menilai bahwa complain dianggap sebagai ‘kritik membangun’ dan tidak menerimanya sebagai ‘serangan pribadi’. Titik focus complain pelanggan biasanya pada pelayanan dan atau product.

Bagaimana cara menghadapai pelanggan yang ‘marah besar’ dan complain abizz pada usaha kita? Barangkali kiat-kiat berikut ini bisa dimanfaatkan :

  1. Dengarkan keluhan pelanggan
  2. Jangan menyanggah atau adu argument
  3. Ambil kesimpulan, apa penyebab complain-nya
  4. Ber-empati dan mulai tawarkan solusi, usahakan win-win solution.
  5. Action : Lakukan segera solusi yg disepakati.
  6. Segera minta maaf atas ketidak nyamanan pelanggan.

Tetaplah focus pada bisnis anda, apapun complain yg ada, segera ambil solusi dan tetaplah menjadi pelaku bisnis yang tangguh. Nobody can always avoid complain. (fb).

Read More →

Menentukan harga jual selalu menjadi topik hangat di milis NCC. Didiskusikan berulang-ulang oleh para NCCers, seperti tidak ada habisnya. Mulai dari pendekatan sederhana hingga rumit, selalu menarik dan berguna, terlebih jika sudah dihubungkan dengan strategi pemasaran dan penjualan.

Suatu hari, Airin Rosalin menanyakan lagi tentang menentukan harga jual, kali ini menyangkut kukis coklat yang resepnya baru saja diposting. Ini adalah penjelasannya dalam bentuk sederhana sekali, secasual mungkin supaya mudah dicerna. Mudah-mudahan bisa berguna untuk siapa saja.

Sederhananya, harga jual adalah biaya produksi + profit. Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat kue tersebut.

Biaya Produksi

Biaya produksi = biaya bahan baku + overhead + tenaga kerja + kemasan

Cara paling sederhana, adalah dengan menghitung biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu resep. Lalu hitung, satu resep itu menghasilkan berapa toples kukis? Atau berapa keping kukis? Atau berapa gram kukis? Satuannya silakan sesuaikan dengan satuan yang mau dijual. Semisal mau jual pertoples, hitung hasilnya berapa toples. Mau jual per sekian gram, hitung hasilnya berapa gram. Begitu juga dengan keping.

Bahan Baku

Bagaimana mengukur jumlah tepung yang hanya 60 gram? Chocolate chips 175 gram? Gula 250 gram? Sedangkan belinya perkilo, atau per 250 gram?

Hitung menggunakan matematika sederhana:

Terigu 60 gram = 60/1000 gram x Harga terigu perkilo = Rp …….
Chocolate chips 175 gram = 175/250 gram x harga chocolate chips per 250 gram = Rp ….

Dan seterusnya. Bisa, ya?

Overhead

Jangan lupa hitung biaya gas (oven), listrik (mikser) dan harga tenaga yang mengerjakan.

Biaya gas, untuk sederhananya bisa dikira-kira. Dalam 1 bulan habis berapa gas? Bagi 30 hari, misalnya. Listrik juga begitu. Berapa tagihan bulan lalu? Bagi 30 hari, untuk perkiraan. Ini adalah perhitungan tidak terlalu akurat, yang masih mungkin diterapkan pada produksi kecil. Tapi jika kelak usaha anda sudah besar, harus diakuratkan lagi hingga tepat betul biayanya.

Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja, lebih relatif. Jika menggunakan tenaga asisten, berapa anda memberi honor dia untuk mengerjakan 1 resep? Jika mengerjakan sendiri, berapa anda mau diupah untuk mengerjakan satu resep?

Kemasan

Terakhir, tambahkan biaya kemasan. Satu resep menghasilkan berapa kemasan? 5 Kemasan? Masukkan biayanya. Jika kemasannya menggunakan hiasan, label, sticker, dll, tambahkan juga biayanya.

Biaya Produksi Total

Nah, sekarang anda sudah mendapatkan biaya produksi untuk 1 resep!

Misalkan biaya total Rp 100.000,- menghasilkan 1 resep = 50 keping kukis
Berarti biaya produksi per keping kukis= Rp 100.000/50 = Rp 2000,-

Barulah tambahkan profit.

Profit

Menentukan profit, bebas untuk tiap orang. Yang penting, jumlahnya menyenangkan dan memuaskan kita. Jangan sampai kita capek kerja, lalu gak happy dengan imbalannya. Ketika badan udah capek, hati harus senang karena mengerjakan apa yang kita cintai dan memperoleh imbalan yang sesuai. Ini nilainya bisa berbeda untuk tiap orang, sangat tergantung pada target pasar dan ekspektasi masing-masing. 50%? 100%? 200%? 300%?

Akhirnya.. Harga Jual!

Misalkan anda hanya akan happy jika memperoleh profit 150%.

Berarti harga jual kukis anda = Rp 2000 + 150% = Rp 5000,-

Jadi tiap kali anda berhasil menjual 1 keping kukis, berarti Rp 3000,- masuk kantong anda. Harga produksinya yang Rp 2000, kembali lagi menjadi modal.

Jika produksi sudah besar dan berlangsung lama, harus dihitung biaya penyusutan peralatan. Nah, ini pembahasannya tentu lebih kompleks lagi. Untuk sementara, penghitungan sederhana ini kiranya cukup memadai untuk memulai usaha mungil dari dapur anda.

Semoga bermanfaat! (ra)

 

 

Read More →
“Saya ulang ya mbak, jadi pesanannya 100 pax set menu coffee break, dengan menu the, kopi dan krimmer, 3 macam kue, American risoles, lemper ayam, dan sus éclair. Siap dimeja jam 08.00 pagi. Cover taplak warna putih dengan renda samping warna merah maroon. Semua peralatan dari kami, 2 org waitress dibantu 2 org lagi didapur?”

“benar mbak Fat, saya harus bayar berapa dulu?”

“50% saat pesanan confirmed dan 50% lagi saat selesai acara!”

B egitu pembicaraan yang biasa saya lakukan setelah selesai ‘mendapat perintah’ alias ‘order’ dari seseorang. Hal lain yang saya lakukan kemudian adalah mengirimkan Confirmation Letter kepada customer, melalui email d/h fax.

Nah, pada hari H, ketika sajian sesuai pesanan tersedia dimeja, saya segera menghadap PIC project dan bersama-sama saya ajak beliau memeriksa sajian dan membacakan pesanan sambil menunjukkan jenis makananya secara riil dimeja saji. Begitu selesai, beliau mengangguk, saya langsung minta tanda tangan persetujuan dan berkata,”jam berapa saya bisa terima pembayaran akhir Mbak?”.

Saya menganggap hal seperti ini sangat penting. Kebetulan pengalaman kerja sebagai sekretaris, surat menyurat seperti ini ‘wajib’ hukumnya. Karena saya memahami, yang pesan pasti akan memproses permintaan dana dibagian keuangan. Tanpa surat semacam ini, dia akan kesulitan mengurusnya. Artinya, saya memposisikan diri memudahkan customer mengurus pembayaran dikantornya.

Akan halnya buat kita sebagai pelaku usaha, surat semacam ini menjadi pengaman tersendiri. Bila terjadi perubahan jenis kue dan lain sebagainya. Langsung saja minta kepada customer, menulis apa yg diinginkan. Dengan demikian pihak saya sebagai penyedia jasa dan beliau sebagai customer dalam keadaan aman. Project yang sedang dikerjakan saya anggap sebagai kerjasama saya dan pemesan yang harus berjalan dengan baik. Bila sukses dimata customer insya Allah saya dianggap baik, dan dikantornya sendiri customer sy akan mendapat pujian dari kantornya karena pekerjannya dianggap baik.

Pernah saya mendapatkan order catering yang dicancel sore hari sehari menjelang hari H. Jujur, saya sempat panik dan ingin nangis saja rasanya melihat daging, ikan dan sayur mayur yang menumpuk didapur. Setelah diam dan berpikir, bermodalkan confirmation letter ini, saya menulis surat kepada perusahaan yang telah memesan, setelah sebelumnya sy berkomunikasi baik-baik dengan PIC-nya yg pesan. Saya meminta pembayaran 100%, meskipun order batal. Dan, alhamdulillah nasib baik berpihak kepada saya. Pembayaran 100% saya terima. Dengan perasaan riang gembira, semua bahan makanan tetap dimasak. Sebagian digunakan untuk makan-makan dikantor tersebut (para pekerja disanapun gembira), dan sebagian lagi disumbangkan. Karena saya saat itu harus masak untuk 200pax.

Untuk pemesanan yang jumlahnya sedikit, berupa kue ulang tahun, tumpeng, dan lain-lain yang dirasa tidak membutuhkan confirmation letter, tetap saja kita perlukan document pendukung. Minimal sms atau email. Sering saya mendapatkan order by phone dijalan, dan menyadari sy pelupa, demi kebaikan bersama saya selalu meminta pemesan untuk sms dan atau mengirimkan email. Keuntungan dari tulis menulis ini, saya juga mendapat kemudahan memberikan tugas lanjutan kepada juru masak didapur.

Jadi kata kuncinya adalah, berkomunikasilah dengan baik dan buat konfirmasi akhir minimal 2 hari sebelum hari H. Jadikan customer sebagai sahabat yang sedang membutuhkan bantuan kita. Solusi kita berikan dan kesepakatan yg baik kita pegang bersama. Dengan demikian insya Allah tidak ada niatan merugikan satu sama lain. Yang ada hanyalah silaturahmi semakin baik dan pelanggan kita bertambah satu lagi. (fb)

Read More →

by Fatmah Bahalwan
(naturalcatering at cbn.net.id)

Ada beberapa pertanyaan yg datang perihal diatas. Rasanya pertanyaan ini mewakili banyak sekali pertanyaan para “pengusaha” rumahan seperti saya juga.

Setelah hampir 6 tahun mengelola usaha rumahan, saya seperti bisa memahami sifat karyawan rumahan. Mirip-mirip karyawan kantor dimasa jaya negeri kita. Suka berpindah-pindah atau bertualang mencari kerjaan, tanpa alasan mendasar.

Rasanya kurang baik apaaa ya saya sama dia, tapi koq enak aja udah pinter trus brenti kerja, rasanya gemeeesss deh’ begitu yg sering kita dengar keluhan ibu-ibu.

Lebih gawat lagi, ada beberapa teman yg terpaksa menutup usahanya karena karyawannya berhenti. Sangat memprihatinkan. Ketergantungan kepada karyawan terlalu tinggi.

Keadaan seperti ini disebabkan karena peluang kerja lebih banyak dibanding jumlah orangnya. Bahasa ekonominya ‘tidak seimbang antara supply and demand’, gitu ya? CMIIW. Kemudahan mendapatkan ‘kerjaan lain’ membuat mereka rajin bertualang, dan memilih mana yg paling dia suka. Kadang kejeblos dan balik lagi ke ‘majikan’ lama bukan sesuatu yg aib, toh masih diterima juga.. lha piye, wong butuh 🙂

Read More →