Menentukan harga jual selalu menjadi topik hangat di milis NCC. Didiskusikan berulang-ulang oleh para NCCers, seperti tidak ada habisnya. Mulai dari pendekatan sederhana hingga rumit, selalu menarik dan berguna, terlebih jika sudah dihubungkan dengan strategi pemasaran dan penjualan.
Suatu hari, Airin Rosalin menanyakan lagi tentang menentukan harga jual, kali ini menyangkut kukis coklat yang resepnya baru saja diposting. Ini adalah penjelasannya dalam bentuk sederhana sekali, secasual mungkin supaya mudah dicerna. Mudah-mudahan bisa berguna untuk siapa saja.
Sederhananya, harga jual adalah biaya produksi + profit. Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat kue tersebut.
Biaya Produksi
Biaya produksi = biaya bahan baku + overhead + tenaga kerja + kemasan
Cara paling sederhana, adalah dengan menghitung biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu resep. Lalu hitung, satu resep itu menghasilkan berapa toples kukis? Atau berapa keping kukis? Atau berapa gram kukis? Satuannya silakan sesuaikan dengan satuan yang mau dijual. Semisal mau jual pertoples, hitung hasilnya berapa toples. Mau jual per sekian gram, hitung hasilnya berapa gram. Begitu juga dengan keping.
Bahan Baku
Bagaimana mengukur jumlah tepung yang hanya 60 gram? Chocolate chips 175 gram? Gula 250 gram? Sedangkan belinya perkilo, atau per 250 gram?
Hitung menggunakan matematika sederhana:
Terigu 60 gram = 60/1000 gram x Harga terigu perkilo = Rp …….
Chocolate chips 175 gram = 175/250 gram x harga chocolate chips per 250 gram = Rp ….
Dan seterusnya. Bisa, ya?
Overhead
Jangan lupa hitung biaya gas (oven), listrik (mikser) dan harga tenaga yang mengerjakan.
Biaya gas, untuk sederhananya bisa dikira-kira. Dalam 1 bulan habis berapa gas? Bagi 30 hari, misalnya. Listrik juga begitu. Berapa tagihan bulan lalu? Bagi 30 hari, untuk perkiraan. Ini adalah perhitungan tidak terlalu akurat, yang masih mungkin diterapkan pada produksi kecil. Tapi jika kelak usaha anda sudah besar, harus diakuratkan lagi hingga tepat betul biayanya.
Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja, lebih relatif. Jika menggunakan tenaga asisten, berapa anda memberi honor dia untuk mengerjakan 1 resep? Jika mengerjakan sendiri, berapa anda mau diupah untuk mengerjakan satu resep?
Kemasan
Terakhir, tambahkan biaya kemasan. Satu resep menghasilkan berapa kemasan? 5 Kemasan? Masukkan biayanya. Jika kemasannya menggunakan hiasan, label, sticker, dll, tambahkan juga biayanya.
Biaya Produksi Total
Nah, sekarang anda sudah mendapatkan biaya produksi untuk 1 resep!
Misalkan biaya total Rp 100.000,- menghasilkan 1 resep = 50 keping kukis
Berarti biaya produksi per keping kukis= Rp 100.000/50 = Rp 2000,-
Barulah tambahkan profit.
Profit
Menentukan profit, bebas untuk tiap orang. Yang penting, jumlahnya menyenangkan dan memuaskan kita. Jangan sampai kita capek kerja, lalu gak happy dengan imbalannya. Ketika badan udah capek, hati harus senang karena mengerjakan apa yang kita cintai dan memperoleh imbalan yang sesuai. Ini nilainya bisa berbeda untuk tiap orang, sangat tergantung pada target pasar dan ekspektasi masing-masing. 50%? 100%? 200%? 300%?
Akhirnya.. Harga Jual!
Misalkan anda hanya akan happy jika memperoleh profit 150%.
Berarti harga jual kukis anda = Rp 2000 + 150% = Rp 5000,-
Jadi tiap kali anda berhasil menjual 1 keping kukis, berarti Rp 3000,- masuk kantong anda. Harga produksinya yang Rp 2000, kembali lagi menjadi modal.
Jika produksi sudah besar dan berlangsung lama, harus dihitung biaya penyusutan peralatan. Nah, ini pembahasannya tentu lebih kompleks lagi. Untuk sementara, penghitungan sederhana ini kiranya cukup memadai untuk memulai usaha mungil dari dapur anda.
Semoga bermanfaat! (ra)
Comments are closed.