by Echa (Ellyza.jatmiko at gmx.de)

Ke Museum Coklat? Ke FO Solingen? Mauuuu… Secara member milis emang tukang nyoklat dan tukang masak semua, jadinya seneng banget diceritain jalan-jalannya Echa ke kedua tempat itu. Simak laporan Echa aliyas Ellyza Dian Satriana dari Landsberg am Lech, Jerman. ——–ed

Kemarin liburan judulnya sih nganterin anak-anak jalan-jalan, tapi aku sempetin curi-curi cuci mata juga ;-). Sempet mampir ke Kota FO: Metzingen dan FO Esprit di Ratingen. Liat-liat doang sih, nggak sempet nelusurin satu persatu, abis sama bengong ngeliatin orang-orang yang kalap belanja sekeranjang dua keranjang :-O

Yang berhubungan dengan NCC kayaknya Museum Coklat dan Solingen.

Kalau yang senang coklat dan tertarik dengan percoklatan Museum Coklat di Köln (Cologne) ini bisa cocok banget. Isinya info ttg coklat, mulai dari hulu sampai hilir (sungai kali ya pake hulu hilir segala), abis tempatnya memang dipinggir sungai Rhein.

Kayaknya penggemar coklat harus berterima kasih sama Suku Maya dan Aztech nih. Secara mereka inilah yang teride untuk mengubah buah kakao yang pait itu menjadi coklat yang enak. Tapi coklat yang dibuat dulu nggak lembut dan lumer kayak sekarang. Dulu hal itu jadi misteri yang sampai lama banget tak terpecahkan.

Gini cerita pengungkapan misteri itu….

Tersebutlah Pak Rodolphe Lindt yang penasaran kok coklat itu kasar dan susah lumer. Bertanyalah Pak Lindt ke kakaknya yang seorang apoteker. Menurut kakaknya coklat itu keras karena terlalu banyak airnya. Adonan coklatnya harus ditambah cocoa butter lagi. Dilaksanakanlah sabda sang kakak itu. Dicoba berbagai komposisi tapi kok nggak berhasil-berhasil juga. Apa yang salah? Misteri masih belum berhasil diungkap. Sampai suatu hari, Pak Lindt liburan tapi lupa mematikan mesinnya. Eh, setelah dia kembali 72 jam kemudian, dia dapati adonan coklatnya jadi lembuuut dan mudah lumer. Karena mudah lumer, mudah pula dicetak. Awalnya oleh pak Lindt penemuan tak sengajanya itu dirahasiakan. Sampai sekarang temuan itu masih dijadikan standar prosedur di Lindt.

Nah, setelah puas (dan capek pegel-pegel) ngelilingin tiga lantai museum itu, terakhir aku mampir ke toko coklatnya. Wah pusing aku, macem-macem banget coklat yang dijual. Termasuk coklat yang fresh baru diproduksi langsung di museum. Dan banyak coklat yang handmade pula. Harganya aku nggak tau apakah lebih murah daripada di tempat lain atau tidak.

Abis dari Cologne, aku mampir ke Solingen. Cuma 25 km an dari Cologne, sayang kalau nggak mampir. Pertama ke museum perpisauannya dulu. Abis itu baru ke FO nya Zwilling J.A henckels. Lokasi FO nya ada di lokasi yang sama dengan pabriknya. Tapi kita nggak bisa masuk ke pabriknya. Waktu aku ke sana udah sore, sepi. Jadi aku sempet neliti satu per satu barang-barang yang ada di situ. Sempet tanya-tanya juga ke petugasnya. Pertanyaanku utamanya ttg perpisauan, kayak apa beda pisau merek Zwilling (yang gambar dua orang) dengan yang International (yang orangnya cuma satu), dst.

Kata petugasnya jenis dan jumlah barang yang ada dari waktu ke waktu beda. Kadang banyak, kadang juga dikit pilihannya. Diskonnya bisa sampai 70% untuk semua merek dan jenis barang. Kayak kemarin ada satu set cutlery merek Wilken harganya dari 1000 euro jadi 500 euro. Aww, bagiku sih itu masih terlalu mahal, jadi cuma liat-liat doang. Kalau sendok yang dari 7,8 euro jadi 1,5 euro boleh lah aku timbang-timbang untuk dibeli :-). Ada juga manicure set dalam tas kulit dari 80 euroan jadi 20 euro. Panci-pancian, termos, sabun stainless, dll juga pada diskon.

Selain diskon ada juga weekly special offer untuk item ttt. Yang dijual di sana nggak cuma barang diskonan, tapi ada juga barang yang baru keluar.

Pas udah menelusuri satu persatu, anakku mulai rewel. Jadi nggak sempet lama nimbang mau beli apa nggak. (Untung juga sih, jadi kantong nggak bolong) 🙂
Sempet beli sendok garpu buat anak-anak aja, sama sabun stainless. Lumayan biar tangan nggak bau lagi kalau abis masak 🙂

Jadi, kalau sudah sampai Cologne atau Düsseldorf, bisa mampir ke sana. Udah deket banget. Ke Ratingen juga udah deket, bisa kalo mau sekalian :-).

salam,
echa