Masih dalam rangkaian acara merayakan satu Dasawarsa berdirinya komunitas NCC, pada tanggal 28 Maret 2015 bertempat di Rumah Menteng, Jalan Subang No. 14 (Jakarta) telah dilangsungkan acara Workshop Food Photography & Food Styling, yang mengusung tema Food, Style and Shoot.
Workshop ini fully booked dalam hitungan hari, bahkan sebelum sempat diumumkan di website ini! Alhamdulillah…
Suasana persiapan sebelum peserta berdatangan. Coffee break ready, set-set pemotretan disiapkan, dipimpin oleh foodstylist kita yang cantik, Arni Kukis Lucu :). Sementara Bu Ketupat 1 Dasawarsa, Citra Anggraini Kusuma, dan Bu Ketupat Workshop, Endah Kusumaningrun (nama panggungnya: Bu Lampu 🙂 ), berkeliling memandori setiap detail.
Kiri: Arni dan Kimkin (dokumentasi) di meja props. Sekalian pamer props ya, hihi..
Siap menerima peserta dengan goodie bag cakep, merchandise NCC dan.. garage sale properti foto!
Peserta mulai berdatangan, bebelian merchandise dan menyerbu garage sale 🙂
Pembukaan workshop diawali dengan pemberian kata sambutan oleh ibu Fatmah Bahalwan selaku owner dan salah satu pendiri dari Natural Cooking Club (NCC). Dilanjutkan dengan acara pemberian cinderamata kepada kedua fasilitator dan foto bersama dengan para peserta, sebelum acara dimulai.
Dalam acara yang dihadiri oleh 40 peserta ini menghadirkan Jie W. Kusumo dan Vania Samperuru sebagai Duo Dynamic Facilitator yang tak segan-segan membagikan ilmu mereka dalam menciptakan sebuah karya seni cantik dan apik melalui media photo.
Workshop ini terbagi kedalam 4 (empat) sesi.
Sesi 1:
Pemberian materi secara singkat namun padat oleh Jiewa. Dengan gaya penyampaian yang santai dan berjiwa muda ini, Jie menyampaikan beberapa point penting seperti:
- Passion
Tanpa passion atau gairah dalam melakukan pekerjaan, hampir mustahil hasil yang didapat bisa sempurna; - Knowledge
Passion atau gairah harus didampingi dengan pengetahuan. Dalam hal ini pengetahuan mengenai photography, khususnya food photography; - Master Your Tools
Apapun kamera yang kita miliki – HP, pocket, DSLR, Mirrorless – bisa kita gunakan, dengan syarat ‘kenali dahulu alat yang kita miliki’. Maksud dari point ini adalah pengetahuan mengenai perangkat/tools dan jangan malas untuk membaca buku manual dan rajin menggunakannya; - Light Direction
Dari kata photography yang artinya melukis dengan cahaya, sudah dapat dipastikan untuk mendapatkan foto yang baik adalah faktor cahaya. Cahaya yang alami (natural light: matahari) akan menghasilkan foto yang terbaik. Begitu pun dengan arah cahaya dalam suatu foto dan penggunaan sebuah reflektor atau diffusser; - Rule of Third Composition
point ini adalah suatu ketentuan dalam bidang photography. Peletakan point of interest (POI) atau objek utama berdasarkan point ini, diyakini akan menghasilkan foto yang indah dan artistik; - Best Angle
3 macam sudut pengambilan yang dipaparkan di sini adalah eye level (sudut 45º dari mata kita ke objek utama), below eye level dan top view (bird eye) level, sudut pengambilan foto yang lagi nge-hit, karena semua objek foto bisa terlihat jelas.
Tak lupa Jie pun mengingatkan beberapa hal yang harus dihindari dalam food photography, seperti memotret makanan di lantai, menggunakan direct flash, dan memotret makanan secara miring. Demikian juga dalam hal editing foto, Jie menekankan kalimat Less is More dalam mengedit sebuah foto.
Jie menutup pemaparannya dengan jurus terakhir: temukan Style-mu. Memang tidak mudah menemukan style atau gaya yang cocok dan bisa menjadi ciri khas pada foto kita, tapi bukanlah suatu hal yang mustahil kalau kita rajin berlatih. Seperti kalimat yang dikutip dari Yohji Yamamoto, “Start copying what you love. Copy, copy, copy, copy. At the end of the copy you will find yourself’.
Sesi 2:
Pada sesi kedua ini, Vania Samperuru dengan gayanya yang tegas namun santai dan menyenangkan, menyampaikan materi Food Styling. Dalam memotret suatu makanan itu tidak lepas dari styling, mengapa? Agar foto yang dihasilkan nantinya akan lebih eye catching dan menggugah selera.
Sebelum lebih dalam memaparkan materi food styling, Vania mengingatkan para peserta untuk mengetahui terlebih dahulu mengenai pengetahuan dasar Table Setting Etiquette. Beberapa contoh yang diberikan adalah tentang penggunaan dan peletakkan peralatan makan dan minum, serta napkin/serbet.
Beberapa point yang dipaparkan pada sesi ini, seperti:
- Konsep
Sebaiknya sebelum melakukan penataan makanan, ada baiknya kita memikirkan konsep untuk menciptakan dan menampilkan mood atau suasana dalam foto tersebut. Misalnya suasana sarapan atau suasana pada saat cuaca sedang hujan. - Colour Coordination
Perlunya kita mengetahui komposisi warna agar objek foto tidak saling berebut perhatian. Misalnya penggunaan property berwarna tidak boleh mengalahkan objek makanan ‘as a Hero’. - Property
Biasa disingkat menjadi props, juga turut andil dalam menciptakan sebuah foto yang apik dan menarik. Pada point ini lebih dititikberatkan pada bagaimana caranya agar props yang dipergunakan tersebut dapat menunjang penampilan makanan dan sesuai dengan konsep yang akan dimunculkan dalam sebuah foto. - Komposisi
Dalam food styling pun kita dikenalkan dengan istilah komposisi, seperti center; off center; rule of third; negative space, dan depth of field. Contoh yang diajarkan dalam point ini adalah bagaiman kita memotret sebuah cake atau makanan tradisional Indonesia yang cenderung menghasilkan foto yang monoton alias membosankan bisa menjadi fotogenik tanpa menghilangkan kesan aslinya.
Pada akhir sesinya, Vania menyebutkan, bahwa suatu masakan yang cantik di depan kamera biasanya masakan tersebut tidak matang 100%.
Sesi 3:
Yuk, kita motret! Praktek memotret dimulai setelah para peserta beristirahat sambil menikmati suguhan kopi, teh dan cemilan-cemilan nan nikmat. Dalam sesi ini para peserta dibagi menjadi 5 (lima) kelompok, dan setiap kelompok akan praktek langsung di studio buatan, sesuai dengan tema scene yang telah ditentukan oleh panitia.
Prakteknya berupa:
- Menata (styling) objek dengan props yang telah disediakan.
- Memotret hasil penataan (styling) objek tadi dengan berbagai macam sudut pengambilan.
Sesi ketiga ini diakhiri dengan istirahat makan siang dan sholat.
Kiri: Scene 1 – Wedding Cake | Kanan: Scene 2 – Dessert & Petit Four
Kiri: Scene 3 – Tea & Cookies | Kanan: Scene 4 – Iced Lemon Tea
Kiri: Scene 5 – Tumpeng Mini | Kanan: hasil foto wedding cake. Cantik?
Suasana praktek yang seru. Food photographer yang lebih mumpuni bikin stationnya sendiri, motreknya sampe rata di ubin, hihi.. Ada yang mengenali mereka? Hayo, temukan! (Waty Rachmawaty, Tika Hapsari Nilmada, Yulyan Parwati, Sefa Firdaus)
Sesi-sesi konsultasi pribadi maupun berjamaah 🙂
Kiri: hasil foto station dadakan para food photographer kondang | kanan: panitia gak mau kalah sama makanan 😀
Sesi 4:
Merupakan sesi terakhir yang berisi pembagian doorprize dari para sponsor dan evaluasi foto hasil praktek langsung di lapangan. Dalam sesi terakhir ini pun dipilih 2 (dua) foto terbaik berdasarkan penilaian para fasilitator, Jie W. Kusumo dan Vania Samperuru, dan berhak mendapatkan hadiah Tabletop Acrilic dari panitia.
Hadiah-hadiahnya sungguh bikin hati lunglai. Props dari para sponsor, buku-buku fotografi, dan acrylic photo table yang sangat bermanfaat untuk still life photography.
Pada akhirnya, dengan keterbatasan waktu yang tersedia dan ucapan terimakasih pada kata sambutan penutupan acara dari Ketua Umum NCC 1 Dasawarsa, Anggraini Citra Kusuma, menandakan ditutupnya acara Workshop Food Photography. Semoga ilmu yang didapat pada acara ini membawa manfaat bagi para peserta kedepannya nanti.
Terimakasih kepada seluruh peserta, sponsor, pembicara tamu, panitia pelaksana dan seluruh pihak yang membantu berjalannya acara workshop food photography NCC 1 Dasawarsa, hingga acara ini bisa berlangsung dengan tertib dan menyenangkan.
Sampai berjumpa pada rangkaian acara NCC 1 Dasawarsa berikutnya!
Memberi Banyak, Mendapatkan Lebih Banyak.
——–
Kurang banyak fotonya? 😀 Intip seluruh foto di Fan Page NCC 1 Dasawarsa
Comments are closed.