Etika Makan Cara Jepang

By: Fatma Bahalwan

Masakan Jepang dikenal dengan julukan “the healthies food in the world”. Tidak hanya itu, jenis makanan dan teknik memasaknya sangat variatif. Seperti robatayaki, teknik memasak yang sangat tradisional, yaitu dengan cara memanggang bahan makanan di atas bara api, mirip sate. Juga tepanyaki, yang dalam bahasa Indonesia berarti besi pemanggang, yang kini telah banyak ditawarkan di resto-resto Jepang. Dalam teknik ini bahan makanan dimasak oleh juru masak dengan aksinya langsung di depan umum.

Dalam budaya Jepang, jamuan makan selalu diikuti dengan tata cara yang relatif lebih formal dan sopan jika dibandingkan dengan aturan dalam jamuan tradisional Cina. Walaupun keduanya sama-sama menggunakan sumpit, mangkuk, dan sendok bebek sebagai alat bantu makan yang paling utama, tetapi tetap banyak perbedaannya. Seperti, cara mengangkat mangkuk, menerima makanan dengan sumpit, juga sikap tubuh, cara duduk, dan beberapa hal lain. Datang tepat waktu juga bagian dari tata cara etiket makan Jepang.

CARA DUDUK DI RUANG TATAMI

Biasanya, jamuan makan Jepang diselenggarakan dalam ruangan bernama tatami, yakni ruangan gaya tradisional Jepang yang beralaskan tikar bambu tanpa kursi. Di sini para tamu diharuskan melepas alas kaki, namun masih tetap boleh mengenakan kaos kaki. Sikap tubuh saat duduk lesehan di atas tikar adalah duduk di atas dua telapak kaki yang di tekuk dengan punggung tegak lurus. Untuk wanita, kedua tangan dipertemukan dan ditangkupkan di pangkuan. Lain halnya dengan pria yang meletakkan telapak tangannya pada lutut.

Sesaat setelah minuman tersaji, diadakan kanpai atau bersulang, yaitu mengangkat cawan teh atau sake. Begitu pula saat semua tamu telah mendapatkan hidangan, satu kata yang wajib diucapkan sebelum memulai bersantap adalah ‘Itadakimasu’ yang juga berarti ucapan terima kasih atas makanan yang telah disediakan dan siap untuk disantap dengan sikap tubuh dan kepala sedikit membungkuk. Untuk jamuan makan yang menggunakan meja makan, hal ini juga dapat dilakukan.

PENYAJIAN HIDANGAN JEPANG

Ada dua cara penyajian dalam tradisi makan Jepang. Di resto-resto berkelas, biasanya hidangan disajikan satu persatu dengan pelayanan khusus dan sedikit formal, mirip dengan jamuan Kaiseki, jamuan makan formil yang dahulu sering dilakukan para bangsawan untuk menjamu tamunya. Namun, di Jepang sendiri cara penyajian seperti ini tidak terlalu sering dipraktekkan lagi, mengingat kesibukan dan efektivitas waktu. Itu sebabnya, saat ini begitu banyak resto Jepang yang menyajikan hidangannya sekaligus dalam satu nampan. Cara penyajian seperti ini juga diterapkan di hampir setiap rumah tangga di Jepang.

Dalam menyantapnya tidak ada aturan tertentu. Namun, biasanya orang Jepang sendiri lebih suka memulai dari jenis daging terlebih dahulu, dilanjutkan dengan sup, kemudian nasi beserta acar.

PENGGUNAAN SUMPIT

Seperti juga dalam jamuan makan Cina, sumpit, atau dalam bahasa Jepangnya disebut “Hashi”, merupakan alat makan utama seperti halnya sendok/garpu dan pisau dalam hidangan ‘Barat’.

Perbedaan sumpit Jepang dengan Cina terletak pada bentuknya. Sumpit Jepang ujungnya cenderung lebih tajam dan mengecil, sedangkan sumpit Cina ujungnya lebih tebal dan persegi.

Sumpit biasanya diletakkan pada sebuah sandaran sumpit, dikenal dengan nama chopstick standing. Bentuknya beragam. Saat usai menyantap hidangan atau ingin berhenti sejenak, letakkan sumpit pada sandaran sumpit.

Buat sebagian orang sumpit relatif sulit digunakan. Oleh karena itu, ada baiknya jika dimulai melatih jari jemari Anda. Menggunakan sumpit saat menikmati hidangan Jepang memberikan sensasi tersendiri.

Caranya: letakkan sebuah sumpit di antara pangkal ibu jari dan jari tengah. Letakkan sumpit kedua di antara jari tengah dan telunjuk seperti memegang sebuah pensil. Tekan dan jepit dengan bantuan ibu jari. Dengan seringnya berlatih, Anda pun akan semakin terampil dan luwes menggunakannya.

TIPS SUMPIT

  • Jangan menancapkan sumpit pada makanan Anda, terutama pada nasi, karena hal ini hanya untuk suasana berkabung.
  • Letakkan sumpit di samping piring Anda atau pada tempat yang tersedia. Jangan pernah meletakannya tanpa alas di atas meja, kecuali sumpit masih dalam keadaan terbungkus.
  • Jangan menggunakan sumpit untuk menunjuk sesuatu ataupun seseorang, karena Anda akan dianggap kurang sopan. Jangan juga gunakan sumpit untuk memotong makanan Anda seperti Anda menggunakan pisau atau garpu.
  • Jika ingin saling berbagi makanan, sebaiknya jangan menerima makanan dengan sumpit. Terimalah makanan tersebut pada mangkuk nasi ataupun piring yang di sediakan.
  • Jangan memutar-mutarkan sumpit untuk mencari makanan yang diinginkan.
  • Di beberapa resto Jepang juga disediakan sumpit yang kedua ujungnya sama runcing. Ujung yang satu digunakan untuk bersantap sedangkan ujung yang lainnya digunakan untuk mengambil hidangan yang diinginkan.

MANGKUK & CAWAN

Selain untuk hidangan berkuah yang disajikan perorangan seperti miso soup, mangkuk juga digunakan untuk nasi hangat yang selalu tersaji dan diletakkan di sebelah kanan. Tata cara penggunaan mangkuk dan sikap tubuh seseorang saat menyantap hidangan yang disajikan dalam mangkuk atau cawan dapat dibedakan menurut jenis makanan dan minumannya.

NASI

Bagi orang Jepang, nasi selalu disajikan dalam mangkuk tertutup atau terbuka. Saat menyantapnya pegang mangkuk nasi dengan telapak tangan kiri dan angkat hingga sebatas dada, jangan diangkat terlalu dekat dengan mulut.

Gunakan sumpit saat menyantap nasi, jangan tusuk sumpit terlalu dalam. Jangan mengunyah dan menyantap nasi terlalu cepat dan terus menerus. Sebaiknya habiskan dulu makanan dalam mulut, baru menyuapkan nasi kembali. Jangan pernah menaruh hidangan lain di atas nasi. Santaplah nasi, baru santap hidangan lain dengan menggunakan sumpit juga.

TEH ATAU SAKE

Teh merupakan minuman yang wajib menyertai semua hidangan Jepang. Teh dituang ke dalam cawan kecil yang tidak bertelinga. Cara minum teh yang benar untuk wanita adalah dengan mengangkat cawan dengan tangan kanan dan menahan cawannya pada ujung-ujung jari tangan kiri.

Sedangkan untuk pria, cawan diangkat hanya dengan satu tangan saja. Cara lain adalah dengan mengangkat cawan dengan kedua tangan.

SUP

Menikmati semangkuk sup miso hangat yang benar adalah tidak menggunakan sendok, melainkan meminumnya langsung dari mulut mangkuk. Sebelum menghirupnya, gunakan sumpit untuk mengaduk sup. Letakkan kembali sumpit pada sandarannya. Lalu angkat mangkuk dengan kedua tangan dengan posisi tangan tidak menyentuh meja. Hirup kuah sup perlahan-lahan. Setelah kuah sup habis, gunakan kembali sumpit untuk mengambil isinya.

Mengangkat dan mendekatkan wadah makanan ke arah mulut berlaku untuk semua jenis makanan yang disajikan dalam mangkuk. Meski sup miso disajikan di awal, tidak berarti selalu disantap di awal. Bahkan ada yang disantap terakhir. Karena itu pula mangkuk sup miso dilengkapi dengan penutup, agar kehangatannya tetap terjaga. Saat membuka tutupnya, letakkan tutup mangkuk dalam posisi terlentang di atas meja. maksudnya, agar kebersihannya tetap terjaga jika sup tidak dihabiskan sekaligus.

————————————
Penulis : Fatmah Bahalwan, dirangkum dari berbagai sumber
Pernah di posting secara bersambung di milis Dapurbunda

About the author  ⁄ NCC Indonesia

Comments are closed.