Review Category : Wisata Kuliner

Kuliner Palembang Yang Wajib Diburu Saat Asian Games

Pesta olahraga terbesar di Asia akan segera dimulai dalam beberapa bulan ke depan. Kali ini kita harus berbangga karena Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah untuk gelaran Asian Games 2018. Kedua kota yang menjadi tuan rumah adalah Jakarta dan Palembang, kedua kota tersebut pun mulai berbenah dari infrastruktur dan lainnya. Sebagai tuan rumah, tentunya kita harus mendukung para atlet dan kalau bisa datang melihat pertandingannya langsung. Nah, karena salah satu lokasi pelaksanaan adalah kota Palembang, segera cari tiket promo pesawat untuk datang ke Palembang di bulan Agustus mendatang.

Palembang sendiri merupakan kota yang juga kaya akan kenikmatan kulinernya. Ada banyak kuliner yang menjamin kepuasan perutmu saat kamu mendukung Indonesia dalam Asian Games 2018 nanti. Tak hanya berburu tiket promo pesawat di Traveloka, tapi pastikan juga untuk berburu berbagai cita rasa kuliner khas Palembang berikut ini ya:

Pempek

Makanan nomor pertama yang kamu serbu saat di Palembang tentunya adalah Pempek. Makanan berbahan dasar ikan tengiri dan dipadupadankan dengan cuko kental yang menggoyang lidah ini memang terkenal di seantero nusantara. Tapi jangan salah, rasa pempek di Palembang sana jauh berbeda dengan pempek yang kita rasakan selama ini.

Pindang Patin

Untuk kamu penikmat makanan pedas, wajib banget hukumnya untuk mencicipi makanan ini. Pindang patin terbuat dari ikan patin yang dibumbu cabe rawit, cabe merah dan berbagai bumbu lainnya kemudian direbus hingga rasa tersebut merasuk hingga ke dalam daging patin. Makanan ini sangat cocok jika dimakan dengan sambal mangga dan nasi.

Mie Celor

Mie Celor ini memiliki tekstur yang hampir sama dengan mie laksa, namun memiliki bentuk yang tebal seperti udon. Yang unik dari Mie Celor adalah penyajiannya dengan kuah santan kental dan kaldu udang yang rasanya sangat gurih. Hanya melihat fotonya saja bisa membuatmu lapar lho.

Lenggang

Sudah pernah membayangkan olahan ikan yang dicampur telur? Yap, makanan tersebut bernama lenggang. Setelah dicampurkan, adonan tersebut kemudian dibungkus daun pisang dan dipanggang. Rasa dari makanan ini begitu lezat dan gurih, kamu akan merasa sia-sia pergi ke Palembang jika belum mencoba makanan ini.

Tekwan

Makanan ini memiliki bahan dasar yang hampir sama dengan pempek namun rasa yang jauh berbeda. Hal ini karena tekwan disajikan dengan kuah kaldu udang yang kemudian ditaburi berbagai bumbu. Tak lupa tambahan jamur kuping, bengkoang dan bihun yang menambah cita rasa dari tekwan itu sendiri.

Tak hanya berbagai makanan khas Palembang yang harus kamu coba, ada banyak tempat wisata yang bisa kamu kunjungi saat berada di Palembang nanti. Jangan lupa untuk mendapatkan tiket promo pesawat untuk menuju ke sana agar anggaran kamu lebih hemat. Ayo dukung Indonesia di Asian Games 2018!

Read More →

Danke, Salah Pengertian Yang Menggiurkan

Penulis: Wisnu Ali Martono

Awalnya saya agak bingung ketika menyusuri jalan dari Pare-pare menuju kabupaten Enrekang (propinsi Sulawesi Selatan) di sepanjang jalan banyak sekali tulisan Danke, dijual Danke, dan beberapa kata yang intinya tersedia Danke untuk dijual.

Danke? Makanan apakah itu?

Kawan yang mengantar saya menyusuri kabupaten Enrekang ini lalu menjelaskan bahwa danke adalah makanan yang terbuat dari susu sapi segar diolah begini-begitu, rasanya begini begitu. Lalu kenapa bernama danke?

Ada satu versi cerita yang mengatakan bahwa pada jaman Belanda masih menjajah kita, banyak orang Belanda yang mengatakan ‘danke’ setelah merasakan olahan susu (waktu itu) kerbau ini. Masyarakat setempat salah mengerti, dikira ‘danke’ adalah nama olahan susu yang dibuatnya. Padahal maksudnya mengucapkan terimakasih. Boleh jadi cerita ini benar. Bagaimana pun asal muasal namanya, yang jelas saya kepingin tahu seperti apa sih rasanya.

Pucuk dicinta ulam tiba. Agaknya teman yang mengantarkan saya membaca gelagat saya kepingin danke. Saya segera menjawab ya waktu ditawarkan apakah ingin mencobanya. Tak lama setelah percakapan itu kami menemukan satu warung dengan tulisan menjual danke. Di situlah rombongan kecil kami segera berhenti. Beruntung, ibu pemilik warung ini baru saja membuat danke pagi itu, dan masih belum laku semua. Dan itu lah pertama kali saya mencicipi makanan khas Enrekang bernama danke.

Sepintas, danke goreng yang saya nikmati mempunyai tekstur seperti putih telur rebus, namun lebih liat, dan lamat-lamat tercium aroma susu dan keju. Disajikan dalam bentuk irisan tipis, setebal kurang dari satu sentimeter. Sebagai cemilan, danke dapat dinikmati begitu saja, atau digoreng tanpa minyak.

Agaknya danke sudah menjadi ikon makanan khas Enrekang. Dan karena harganya tidak terlalu murah (satu biji danke seberat 300 gram-an dihargai 20 ribu rupiah) serta pasokannya yang terbatas, tidak setiap saat kita bisa menemukan. Umumnya danke ada di pagi sampai siang hari. Setelah itu habis dan harus menunggu esok hari lagi setelah sapi diperah susunya.

Dalam perjalanan ini rombongan kami mendapat kehormatan menginap di rumah jabatan bupati Enrekang, Bapak Drs .Muslimin Bando. MPd. Ternyata pada jamuan resmi acara malam hari, dan ketika diajak sarapan pagi bersama beliau, selalu tersedia danke goreng. Jadi, danke adalah makanan ikon Enrekang.

Keesokan harinya saya diantarkan pak dokter hewan Junwar (Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Enrekang) untuk mengunjungi salah satu pembuat danke yang merupakan binaan dinas ini. Ternyata pembuatannya tidak sulit dan membutuhkan waktu tidak lebih dari setengah jam saja. Beruntung, bu Nurnaini Sunusi, pembuat dan penjual danke beserta olahannya ini mengijinkan kami melihat dan memotret pembuatan danke.

Pagi itu bu Nurnaini dan putrinya mengolah sekitar 20 liter susu segar untuk dijadikan danke. Pertama kali yang dilakukan adalah memanaskan susu segar yang baru didapatnya hingga mencapai suhu 70 derajat Celsius. Susu segar memang tidak boleh dipanaskan lebih dari susu itu karena akan merusak tesktur dan kandungan gizinya.

danke-kolase1

Setelah susu mencapai suhu sekitar 70 derajat C, ditambahkan satu sendok makan cairan pengental yang terbuat dari getah pepaya muda dicampur air. Jangan kuatir, getah pepaya tidak mengakibatkan apa-apa ketika danke kita makan. Setelah dicampurkan bahan ini, terjadi perubahan tekstur susu yang sangat dramatis. Cairan susu dalam panci itu segera mengental dan memisah dari cairan kuning. Mirip sekali dengan proses pengentalan pada pembuatan tahu atau keju. Jika sudah terjadi proses pengentalan seperti ini, danke sudah jadi. Kompor dimatikan dan danke siap dicetak. Pencetakan danke harus dilakukan segera, dalam keadaan masih panas. Jika tidak, danke tidak akan menggumpal menjadi satu.

Secara tradisional, pencetakan danke dilakukan dengan menggunakan batok kelapa yang dipotong setengahnya. Di bagian bawah batok ini terdapat lobang untuk mengeluarkan air whey (whey adalah air yang terpisah dari susu dalam proses pembuatan keju atau danke).

Pertama, diambil bagian susu yang sudah mengental, ditempatkan ke dalam batok pencetak sampai hampir munjung di atas mulut batok. Kemudian, dengan menggunakan saringan logam, bagian atas batok ditekan sehingga danke memadat dan di dalam saringan terdapat air whey. Air whey ini diambil dengan sendok dan ditampung di wadah lain. Setelah dirasa cukup padat dan airnya berkurang, danke yang sudah tercetak ini segera ditumpahkan di atas daun pisang dan dibungkus. Jadilah danke yang siap disantap begitu saja, atau diolah lebih lanjut untuk cemilan atau untuk dimasak sebagai lauk khas Enrekang.

danke-kolase2

Selain diolah sebagai cemilan atau lauk, danke juga bisa diolah lebih lanjut menjadi nugget. Caranya, danke diblender, dicampur dengan roti tawar, bumbu dan putih telur sebagai pengikat, dikukus, dan dipotong-potong setelah matang. Sebelum digoreng, nugget danke dicelupkan ke putih telur dan dibalut tepung panir. Jadilah nugget danke.

Selain olahan danke, juga dihasilkan krupuk danke, dengan memanfaatkan whey susu yang terbentuk. Krupuk danke ini dibuat dalam beberapa rasa, yaitu original, balado dan coklat.

Sebelum meninggalkan toko oleh-oleh Talaga milik bu Nurnaini Sanusi, tiba-tiba saya punya ide, kalau saja whey ini dipanaskan lalu ditambahi jahe dan gula aren, pasti jadi minuman enak dan menyehatkan.

Minat merasakan danke? Cobalah datang ke Enrekang, atau membuat sendiri dengan resep seperti yang saya tulis di atas. (WAM)

Read More →

Reportase Tempat Santap : SRABI DAN SELAT SOLO RM MIROSO

Rm Miroso

Stories & Photos by Wisnu AM

Kalau kita sebut makanan steak, hampir dapat dipastikan sedikit sekali orang yang tidak mengerti itu makanan apa. Demikian pula jika kita sebut bistik. Walaupun tulisannya agak berbeda, tidak sulit untuk menebak bahwamakanan ini masih bersaudara dengan steak. Namun, berapa banyakorangyang mengerti makanan Selat Solo? Barangkali lebih banyak yang menggelengkan kepala, dibanding dengan mereka yang segera mengenali makanan ini.

Read More →

Reportase Tempat Santap: Restoran Kikugawa

kikugawa

Photos & Stories by Wisnu AM
(wisnuam2003 at yahoo dot com dot au)

Setahun lalu, pertama kali saya mengetahui keberadaan restoran ini. Waktu itu seorang kawan kantor mengajak dinner di sebuah restoran Jepang yang katanya “sulit ditemukan tapi makanannya enak”. Keterangan tambahan itu yang membuat saya penasaran. Seperti apa sih restoran yang
namanya, pada awalnya, susah diingat “KIKUGAWA”.

Benar juga. Walaupun lokasinya di tengah kota, bahkan nyaris tiap hari saya lewat di dekatnya, tapi tidak akan pernah saya ketahui kalau saja tidak ada yang mengajak. Restoran yang cukup nyaman untuk bersantap sambil ngobrol berlama-lama ini beralamat di Jalan Cikini IV no 13, Jakarta Pusat, Tidak jauh dari Taman Ismail Marzuki. Jika kita bermobil dari arah Patung pak Tani ke arah Cikini, menjelang TIM belok ke kanan lalu masuk ke Jalan Cikini II Kemudian belok ke kiri lalu masuk Cikini IV dan Cari nomer 13. Atau bisa juga masuk Jalan Cikini III, lurus saja. Kikugawa ada di sebelah kiri (biar ngga binggung carinya).

Read More →