Satu diantara banyak tips penting yang saya sampaikan saat kursus Food Costing dan Manajemen Keuangan UMKM di NCC adalah soal persiapan THR.

THR, seperti gaji dan tunjangan, adalah hak karyawan.

Cara menghitung besaran THR yaitu:

  1. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar 1 (satu) bulan upah;
  2. Pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan, diberikan secara proporsional sesuai masa kerja dengan perhitungan : (masa kerja x 1 bulan upah)/12

Bisa lihat pembahasannya disini: https://m.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt51bc31ad7b95b/dasar-perhitungan-besaran-tunjangan-hari-raya-thr

Bagi UMKM yang seringkali lemah di manajemen keuangan, pembayaran THR cukup menjadi beban tersendiri saat ramadhan tiba. Karena itu saya menekankan pentingnya membuat “tabungan THR” dan ini wajib disisihkan setiap bulan.

Caranya sebagai berikut:

  1. Hitung besaran THR yang akan dibayar. Ingat THR itu besarnya sejumlah gaji pokok, bukan take home pay, jelaskan ini kepada karyawan.
  2. Bagi besaran THR dengan 10. Hasil pembagian itu adalah jumlah cicilan THR yang wajib disisihkan setiap bulan. Karena bulan Islam adalah 11 bulan untuk 1 tahun masehi, sehingga lebaran akan terus maju tanggalnya. Dengan membagi 10, maka diawal ramadhan THR sudah siap dananya.

Mengapa saya share sekarang? Karena ini untuk persiapan teman-teman membayar THR tahun depan.

Dengan menjalankan ini, nggak ada lagi istilah “kejar setoran atau penjualan di bulan ramadhan” untuk membayar THR karyawan. Yang ada nanti kejar setoran untuk membiayai liburan 💃💃💃.

Selamat memanage keuangan 😘

Jakarta, 12 Juli 2019
Yeni Suryasusanti

Read More →

Bisnis Rumahan cenderung fokus pada ide-ide bisnis dan pengembangannya, lalu menganggap manajemen keuangan adalah hal yang akan berjalan secara otomatis. Pengusaha rumahan mumnya berpikir bahwa jika pesanan lancar maka keuangan juga akan demikian. Bisa jadi hal ini benar, namun jika para pengusaha rumahan ini terlena maka akan bisa membahayakan masa depan usaha.

Memang benar, sumber kas usaha adalah penjualan dan keuntungan. Namun manajemen keuangan bukan sekadar bagaimana menghasilkan uang, namun juga bagaimana membelanjakan dan mengendalikannya.

Meski sederhana, para pengusaha rumahan pun perlu menerapkan prinsip-prinsip manajemen keuangan.

Berikut saya sampaikan beberapa prinsip dasar manajemen keuangan bagi Bisnis Rumahan:

1. Pemisahan antara uang usaha dengan uang pribadi/rumah tangga

Kesalahan yang paling umum yang dilakukan pengusaha rumahan dalam mengelola keuangan adalah mencampurkan uang usaha dengan uang pribadi/rumah tangga.
Padahal, jika pengusaha rumahan tidak melakukan pemisahan antara uang usaha dengan uang pribadi/rumah tangga, maka yang paling sering terjadi adalah keperluan pribadi sedikit demi sedikit menggerogoti saldo uang usaha.

Idealnya, pengusaha rumahan memisahkan uang tersebut secara fisik. Siapkan dua kotak atau amplop atau dompet penyimpanan uang yang berbeda untuk uang tunai. Lebih baik lagi, jika kita menggunakan jasa perbankan, dengan memisah rekening bank usaha dengan rekening pribadi. Terserah mau di Bank Syariah atau Konvensional, silakan disesuaikan dengan prinsip masing-masing. Kuncinya: Bersikaplah disiplin dalam menerapkan pemisahan ini.

2. Merencanakan penggunaan uang

Bahkan saat kita memiliki modal yang cukup besar, kita tetap harus merencanakan penggunaan uang sebaik mungkin. Jangan hambur-hamburkan uang meski saldo kas anda tampaknya berlebihan. Tanpa perencanaan yang matang, bisa jadi kita akan menemukan diri kita berada dalam keadaan kekurangan dana.

  • Sesuaikan rencana pengeluaran dengan target-target penjualan dan penerimaan kas.
  • Urungkan rencana-rencana belanja modal jika tidak memberikan manfaat dalam meningkatkan penjualan, mengefisienkan produksi atau menurunkan biaya-biaya.
  • Lakukan analisa “cost and benefit” atau “untung rugi” untuk meyakinkan bahwa penggunaan uang anda tidak bakal sia-sia dan memberikan return yang menguntungkan.

Salah satu contoh sederhana dalam menghitung analisa cost dan benefit bisa dilihat disini :
http://www.simulasikredit.com/benefit-cost-ratio-dan-cara-menghitungnya/ 

3. Buat buku catatan keuangan

Daya ingat manusia itu terbatas. Karena itu perlu membuat pencatatan. Untuk pengusaha rumahan, minimal perlu membuat buku pencatatan pendapatan dan buku pencatatan pengeluaran. Saya pribadi tidak menyarankan pencatatan menggunakan buku kas yg memuat kolom debit kredit saldo. Karena pada prakteknya akan direpotkan dengan menyuntik dana modal tiap sebentar agar tidak terjadi saldo minus di kolom saldo. Buat buku catatan terpisah akan lebih sederhana meski terlihat merepotkan.

4. Hitung keuntungan dengan benar

Tugas kita sebagai pengusaha adalah menghasilkan keuntungan, namun tahukah anda berapa keuntungan yang telah anda dapatkan? Menghitung keuntungan dengan tepat sama pentingnya dengan menghasilkan keuntungan itu sendiri. Bagian yang paling kritikal dalam menghitung keuntungan adalah menghitung biaya-biaya. Sebagian besar biaya bisa diketahui karena melibatkan pembayaran uang tunai. Sebagian yang lain tidak berupa uang kas, seperti penyusutan. Sebagian lagi belum terjadi namun perlu dicadangkan untuk dikeluarkan di masa mendatang, seperti pajak dan bunga pinjaman.

5. Putar arus kas lebih cepat

Jangan hanya berpusat pada keuntungan. Manajemen keuangan meliputi juga bagaimana kita mengelola hutang, piutang dan persediaan barang dagangan.

Perhatikan bagaimana kita memutar kas. Putaran kas kita melambat jika termin penjualan kredit kita lebih lama ketimbang kulakannya, atau jika kita harus menyimpan persediaan barang dagangan. Kita harus mengusahakan termin penjualan kredit sama dengan pembelian kredit kita. Kita juga harus mampu mengontrol persediaan sedemikian rupa agar tetap dapat memenuhi order namun tanpa membebani keuangan. Stock bahan baku atau barang jadi yang berlebihan itu tidak bijaksana karena uang kita mengendap disana.

Catatan: Salah satu fungsi Reseller adalah untuk mempercepat perputaran kas. Meski dengan adanya reseller berarti kita membagi sedikit keuntungan.

6. Awasi harta, hutang dan modal

Secara berkala, kita perlu memeriksa persediaan di gudang dan memastikan semuanya dalam keadaan lengkap dan baik. Namun sebelum kita bisa melakukannya, kita perlu mempunyai administrasi yang memadai untuk mengontrol semua itu.

Hal yang sama perlu kita lakukan terhadap piutang-piutang kepada pembeli dan tagihan-tagihan dari suplier. Jangan sampai ada tagihan yang macet atau kedobelan membayar kepada suplier gara-gara catatan kita berantakan.

Jika kita tidak mampu melakukan semua itu sendiri, berarti sudah waktunya kita mempekerjakan bagian keuangan dan menetapkan prosedur keuangan yang cukup untuk memastikan bahwa harta kekayaan usaha kita selalu terjaga dengan baik.

7. Sisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha

Kita berhak untuk menikmati keuntungan dari bisnis kita, namun itu bukan berarti kita boleh menghabiskannya begitu saja. Kita tetap harus menyisihkan sebagian keuntungan untuk pengembangan usaha. Karena salah satu tugas penting manajemen keuangan adalah menjaga kelangsungan hidup bisnis.

8. Siapkan dana darurat

Setiap usaha yang dijalankan tentunya tidak bisa diprediksi apakah usahanya akan berlanjut atau tidak, hal-hal buruk dan tidak terduga bisa saja terjadi yang menjadi ancaman bagi kelangsungan bisnis kita, misalnya omzet menurun karena ada kompetitor, atau bahkan lokasi usaha kita tertimpa musibah, dan sebagainya. Hal inilah yang membuat seorang pengusaha harus memiliki mental baja dalam menghadapi setiap rintangan yang menghalangi.

Salah satu cara untuk mengantisipasinya adalah dengan menyiapkan dana darurat. Dana darurat ini boleh kita gunakan ketika kita memang benar-benar membutuhkan, fungsinya adalah untuk menjaga bisnis kita tidak langsung kolaps ketika kita mengalami kerugian, atau setidaknya bisa mengurangi beban saat masa sulit melanda. Fungsi yang berbeda ketika usaha yang kita berjalan normal, dana darurat ini menjadi sebagian dari keuntungan yang kita dapatkan.

Kesimpulan:

Menjalankan manajemen keuangan pada usaha rumahan itu ibarat mengendarai mobil. Kita harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menginjak gas atau menginjak rem. Maka, pencatatan keuangan dan berbagai analisa berfungsi sebagai rambu-rambunya.

Semoga tips ini bermanfaat 😘

Jakarta, 13 April 2018
Yeni Suryasusanti

Read More →

Tips tengah malam dari Ibu Matre utk teman-teman yang memiliki usaha menerima pesanan makanan tapi sering merasa uangnya habis menguap entah kemana. Sounds familiar? 🙂

Idealnya:

  • Selalu buat Food Costing setiap mencoba produk baru, agar bisa menentukan keuntungan yang bikin happy, juga tidak tekor di modalnya.
  • Pisahkan rekening bank untuk usaha dan rekening bank untuk pribadi/rumah tangga.
  • Selalu ada struk/kuitansi/bon untuk setiap pembelian bahan jualan.
  • Pisahkan struk belanja bahan jualan dengan belanja rumah tangga.
  • Buat pembukuan untuk pencatatan penerimaan uang dari hasil penjualan.
  • Buat juga buku belanja bahan pesanan.

Aplikasinya:

  • Food Costing is a must, minimal utk mengetahui berapa biaya modal.
  • Rekening bank bisa satu saja gabungan, tapi pastikan pemisahan pencatatannya.
  • Boleh tidak ada struk/kuitansi/bon, tapi pastikan tetap dicatat pembelanjaannya.
  • Kalau malas atau tidak mau menyusahkan kasir dan memperpanjang antrian orang belanja karena pasti pisah struk membutuhkan waktu lebih làma, struk belanja bisa digabung, tapi beri stabilo atau lingkari dengan pulpen merah untuk pembelanjaan bahan jualan dan buat catatan kaki berapa total jumlahnya.
  • Pembukuan penerimaan dan belanja bahan jualan is a must, agar bisa ketahuan berapa pendapatan dari penjualan.

 

Dengan demikian, meskipun keuntungan penjualan kita habis utk belanja rumah tangga, minimal kita tau berapa andil penjualan kita dalam membantu biaya rumah tangga.

Untuk mengurus keuangan secara benar, memang butuh komitment. Tapiiiiiii…. Kalo betul-betul parah malas mencatatnya, ada cara lain khusus untuk para pemalas ini, hihihi… Para pemalas mencatat bisa mencoba sistem pisah rekening. Setiap terima pesanan, langsung hitung berapa keuntungannya. Nah setiap keuntungan lalu dimasukkan ke rekening ini. Jadi walaupun dikeluarkan utk belanja, tetap akan terlihat dari mutasi banknya berapa uang keuntungan yg sudah masuk di rekening ini.

Semoga tips tengah malam ini bermanfaat ya teman-teman. :* (ys)

Read More →

Menyusun menu Coffee Break jauh lebih simpel dibanding menyusun menu buffet. Rumusnya, bila standard yg digunakan aadalah 3 macam snacks, maka 2 manis 1 asin, atau 2 asin 1 manis, sesuai selera pelanggan deh. Kalau 2 macam, ya 1 satu asin 1 manis.

Cobalah mulai menulis diatas kertas, jenis snack apa saja yg bisa anda buat. Daftar itu akan sangat membantu manakala ada telepon dari pelanggan yang ingin pesan tapi belum tahu kue apa saja yang bisa didapat dari anda. Mulailah menyusun daftar kue yang manis, lalu buat lagi daftar kue yang asin (ini mengingatkan saya saat pertama kali kerja kantoran, dikasih tugas menulis nama ATK sebanyak-banyaknya di kertas. Bete deh, tapi ternyata banyak gunanya lho 🙂 )

Selain itu, daftar kue ini akan membantu anda memilihkan jenis kue kepada pelanggan saat anda sendiri juga bingung menentukan jenis kue. Eh, kadang saya sendiri suka gelap lho, jadi daftar ini sangat membantu.

Sebagai contoh saja, saya punya daftar kue asin, kue manis, daftar masakan untuk buffet (mulai sup hingga dessert), daftar kue besar, sampai daftar inventaris. Saya tuliskan semua supaya kalau pas pikun, lumayan catatan ini bisa membantu (maklum mantan sekretaris, kerjaan juru tulis deh, hehehe…)

Jadi kalau pemesan memasrahkan pilihan pada anda, anda langsung kasih saran, bagaimana dengan lemper atau risoles, atau apalaaah.. Sambil anda berpikir dalam hati, “Bahan di kulkas ada nggak ya, kalau gak ada masih sempat beli gak ya,” dll. Wis pokoke atur yang paling menyenangkan buat pelanggan dan mudah buat anda mengerjakannya.

Semoga bermanfaat.

Salam manis
Fatmah Bahalwan

 

 

Read More →